Jakarta - Proses penyatuan antara maskapai penerbangan AirAsia dengan Batavia Air memerlukan waktu dan usaha yang lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya antara lain karena berbagai perbedaan budaya dari ke dua perusahaan.
"Dari awal kami tahu bahwa ini tidak akan menjadi transaksi yang mudah. Akan tetapi, kami mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga terutama dalam hal mengembangkan usaha kami di Indonesia," kata CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Menurut Tony Fernandes, pihaknya tidak akan menyerah untuk melebarkan sayap perusahaannya di Indonesia serta mengusahakan rencana IPO ("initial public offering"/penawaran saham publik perdana) dari AirAsia Indonesia dapat terlaksana secepatnya dan tetap melanjutkan kerja sama dengan Batavia Air.
Keputusan yang telah dibuat oleh AirAsia sehubungan dengan Batavia Air, adalah berdasarkan evaluasi secara menyeluruh dari berbagai pihak.
"Kami berpikir, waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak risiko serta dapat mempengaruhi para pemegang saham kami," katanya.
Sebagaimana diberitakan, AirAsia Berhad mengumumkan perubahan strategi pada "Conditional Share Sale Agreement", yang telah disepakati pada tanggal 26 Juli 2012 bersama rekan usahanya PT. Fersindo Nusaperkasa, untuk membeli PT Metro Batavia yang mengoperasikan Batavia Air.
Setelah melakukan studi dan proses diskusi yang panjang, menurut Tony Fernandes, berbagai perbedaan budaya dari kedua perusahaan telah menimbulkan perubahan pada persetujuan awal.
"Proses menyatukan dua perusahaan dengan budaya yang berbeda ini ternyata akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih banyak dari yang diperkirakan sebelumnya," ujarnya.
Sementara itu, Managing Director Batavia Air Alice Tansari mengatakan, semua pihak telah bekerja dengan keras untuk mewujudkan transaksi ini.
"Namun, yang paling utama untuk ke dua maskapai penerbangan adalah terus menyediakan layanan dan pilihan yang terbaik untuk para pengguna jasa transportasi udara di Indonesia, dan perjanjian kerja sama kami akan dapat mendukung hal tersebut," kata Alice Tansari.
Perjanjian baru antara pihak-pihak terkait telah disusun ulang dan akan lebih memfokuskan pada kerja sama di dalam penanganan operasional di darat, distribusi, dan sistem inventaris.
Kerja sama terpisah juga dilakukan untuk pelatihan penerbangan dalam ruang kelas, "fixed-wing", serta fasilitas pelatihan simulasi untuk membantu meningkatkan kemampuan para pilot di Indonesia akan segera diluncurkan oleh Batavia Air dan AirAsia Indonesia.
Sebelumnya, maskapai penerbangan AirAsia, melalui AirAsia Berhad dan PT Fersindo Nusaperkasa--pemegang saham mayoritas PT Indonesia AirAsia--, mengumumkan kepada media bahwa mereka akan mengakuisisi Batavia Air dengan nilai pembelian 80 juta dolar AS.
Ketika itu, Tony Fernandes menyebut Batavia Air mengisi kepingan puzzle secara sempurna dalam rencana bisnis perusahaan karena Batavia Air memiliki pasar domestik yang kuat.
Sedangkan Presdir Batavia Air Yudiawan Tansari, mengatakan persaingan yang ketat membuat Batavia Air harus mengambil langkah menjalin kemitraan dengan AirAsia. (M040)
Berita Terkait
Batavia, menjadi tempat melepas rindu dengan cita rasa nusantara di Hanoi
Rabu, 13 September 2023 7:15 Wib
Dahlan: Merpati Jangan Sampai Seperti Batavia Air
Selasa, 26 Februari 2013 13:52 Wib
Penumpang Udara Palu Tetap Normal
Selasa, 5 Februari 2013 9:08 Wib
Garuda dan Merpati Siap Ambil Rute Batavia
Kamis, 31 Januari 2013 14:14 Wib
Batavia Air Stop Operasional Pukul 00.00 WIB
Kamis, 31 Januari 2013 7:49 Wib
Nasib Penumpang Batavia Di China Belum Jelas
Rabu, 30 Januari 2013 10:43 Wib
Sriwijaya Air kembali setelah terbang 15 menit
Senin, 12 Maret 2012 17:55 Wib