Nasib Penumpang Batavia Di China Belum Jelas

id batavia

Nasib Penumpang Batavia Di China Belum Jelas

Pesawat Batavia (antaranews)

Beijing, (antarasulteng.com) - Nasib puluhan ribu calon penumpang Batavia Air dengan rute Hangzhou-Denpasar, hingga kini belum jelas, menyusul pembatalan 80 penerbangan pada rute tersebut, oleh perusahaan penerbangan swasta nasional Indonesia itu.

Informasi yang dihimpun ANTARA di Beijing, Rabu, puluhan ribu calon penumpang Batavia Air telah melakukan pemesanan tiket utamanya untuk sebelum liburan Tahun Baru China 2013 yang jatuh pada 10 Februari.

Sumber di perwakilan Batavia Air di Hangzhou menyatakan penerbangan langsung antara Hangzhou dan Bali dibatalkan hingga 4 Februari dan akan ada pemberitahuan lebih lanjut setelah tanggal tersebut.

Belum ada kejelasan, apakah para calon penumpang itu akan menerima pengembalian uang tiket yang sudah dibayarkan, atau akan diangkut dengan maskapai Indonesia lainnya yang menerbangi rute Indonesia-China.

Pihak otoritas Garuda Indonesia di china mengatakan, pihaknya belum dapat melakukan langkah apa pun hingga ada keputusan tetap dari kantor pusat di Jakarta.

PT Metro Batavia menyatakan sejak Februari 2013 maskapai Batavia Air tidak melayani 80 penerbangan langsung Hangzhou-China menuju Bali.

Dari Jakarta dilaporkan Direktur Komersial Batavia Air, Sukirno Sukrna menyatakan pihaknya tidak melayani penerbangan langsung dari Hangzhou menuju Bali karena pihaknya sedang mengubah penerbangan tidak berjadwal menjadi penerbangan berjadwal pada rute itu.

"Jadi bukan pembatalan tapi kita hanya layani dari Desember 2012 sampai Januari 2013. Mulai Februari belum bisa karena masih mengurus perubahan dari 'carter flight' menjadi 'regular flight' atau 'schedule flight'," ujarnya

Sukirno menjelaskan pihaknya masih mengurus izin perubahan penerbangan "carter" menjadi penerbangan berjadwal pada otoritas penerbangan China.

Dia menambahkan pihaknya selama ini melayani rute Hangzhou-Bali menggunakan dua buah pesawat Airbus A321 berkapasitas 220 kursi dan pesawat A330 dengan kapasitas 314 kursi.

Sukirno menambahkan pihaknya men-"carter" kedua pesawat itu pada sebuah perusahaan penyewaan pesawat di China.

Menurut dia,  proses perubahan penerbangan "carter' menjadi penerbangan berjadwal rute Hangzhou menuju Bali pada Kementerian Perhubungan telah diajukan.

    
Persoalan utang

Namun, informasi yang diterima peniadaan penerbangan langsung Hangzhou-Bali, merupakan imbas dari gugatan pailit yang diajukan perusahaan sewa guna pesawat International Lease Finance Corporation (IFLR) kepada PT Metro Batavia selaku operator maskapai penerbangan Batavia Air, karena tidak mampu membayar utang jatuh tempo hingga 13 Desember 2012 yang nilainya mencapai 4,68 juta dollar AS.

Utang tersebut berasal dari kewajiban pembayaran sewa, cadangan (reserves), dan bunga keterlambatan pembayaran. Permohonan pailit didaftarkan ke Pengadilan Niaga dengan No.77/Pailit/2011/ PN.Niaga.Jkt.Pst.  

Dari berkas yang diajukan pemohon, disebutkan Batavia Air menyewa pesawat Airbus A330-202 dengan nomor serial pabrikan 205 dengan dua mesin General Electric.

Atas persoalan yang dihadapi tersebut, Kementerian Perhubungan akan memberikan kepastian tentang kelanjutan operasional maskapai yang beroperasi sejak 2002 tersebut, dalam dua hari kedepan.(R018/skd)