Bangkai Ogoh-Ogoh Berserakan Usai Nyepi

id ogoh-ogoh, kotor, nyepi

 Bangkai Ogoh-Ogoh Berserakan Usai Nyepi

ogoh-ogoh (FOTO ANTARA/Zabur Karuru)

Walau ada beberapa sudah selesai acara langsung dibakar, namun tak semuanya tuntas,".
Denpasar (antarasulteng.com) - Sejumlah bangkai "ogoh-ogoh" atau boneka raksasa masih berserakan di sejumlah tempat di kawasan Pulau Bali setelah pelaksanaan "upacara malam pangerupukan" pada Senin (11/3) serangkaian menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1935.
         
"Memang warga setelah pelaksanaan arak-arakan ogoh-ogoh pada malam pangerupukan tersebut masih menyisakan bekas boneka raksasa yang menyeramkan itu. Walau ada beberapa sudah selesai acara langsung dibakar, namun tak semuanya tuntas," kata salah seorang warga Banjar Bekul, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Made Suci, Rabu.
         
Ia mengatakan ogoh-ogoh yang dibuat oleh warga itu nilainya mencapai jutaan rupiah, hal itu sebagai bentuk kreativitas seni budaya Pulau Dewata.
         
"Memang membuat satu buah ogoh-ogoh menghabiskan biaya cukup tinggi, karena bahan-bahan semuanya membeli seperti stereoform, kain, cat dan perlengkapan lainnya," katanya.
         
Made Suci mengatakan ogoh-ogoh selesai diarak pada malam pangerupukan biasanya langsung dibakar, karena ogoh-ogoh tersebut sebagai simbol "buta kala" (kejahatan/keburukan) maka dari itu seharusnya dinetralkan atau dibakar.
         
"Itu bagian simbol dari buta kala, maka dari itu sesuai dengan kepercayaan masyarakat Hindu harus dinetralkan (somia) agar kembali ke alamnya," ujar Made Suci yang juga seorang pecalang desa adat setempat.
         
ANTARA melaporkan, di sejumlah tempat masih tampak bergelimpangan bekas ogoh-ogoh tersebut, belum dibersihkan atau dibakar oleh warga yang membuatnya, seperti ogoh-ogoh yang ada di Desa Nongan, Kabupaten Karangasem.
         
Warga masih membiarkan secara utuh ogoh-ogoh tersebut walau acara sudah selesai, namun mereka memajangnya di balai banjar untuk sekadar hiasan.
         
"Ya, sekadar untuk dipajang sebagai hiasan. Namun secara spiritual roh jahatnya sudah dinetralkan dengan menghaturkan sesajen," kata Putu Tata.