Palu (antarasulteng.com) - Warga Kota Palu yang merasa bosan dengan bentrok menyerahkan puluhan senjata ke aparat kepolisian setempat, di Kantor Kelurahan Duyu, Jumat.
Penyerahan senjata itu dilakukan oleh perwakilan tokoh masyarakat asal Desa Tanggiso, Kelurahan Duyu, bernama Nelson (43).
Nelson menyebutkan senjata itu berupa sebuah senapan angin, lima meriam rakitan, lima ketapel, dan 17 anak panah.
Dia mengatakan penyerahan berbagai senjata yang sering digunakan untuk bentrok antarwarga itu atas dasar sukarela.
"Mungkin saja, masih ada senjata yang belum diserahkan. Lebih diserahkan daripada bermasalah dengan polisi," katanya.
Nelson mengatakan pemuda di wilayahnya mencintai perdamaian dan berusaha untuk tidak terlibat bentrok.
"Kalau ada pihak yang memancing bentrok kami serahkan semuanya kepada aparat keamanan," ujarnya.
Kapolsek Palu Barat AKP M Darwis mengatakan penyerahan senjata itu berdasarkan kesepakatan damai satu pekan lalu yang dihadiri perwakilan warga Kelurahan Duyu dan Kelurahan Pengawu yang kerap terlibat bentrok.
Polisi sendiri memberi batas waktu penyerahan senjata selama tujuh hari hingga 15 Maret 2013.
Namun sayangnya, hanya satu pihak yang menyerahkan senjata ke aparat.
"Kalau masih ada warga yang menyimpan senjata, dan polisi menemukannya maka akan ditindak tegas sesuai hukum yang berlaku," kata Darwis menegaskan.
Namun, dia tetap mengimbau kepada warga untuk menyerahkan senjata secara sukarela untuk menghindari meletusnya bentrok susulan.
Beberapa hari lalu, bentrok antarwarga terjadi di perbatasan Desa Tanggiso dan Kelurahan Pengawu. Bentrok tersebut menyebabkan sebuah rumah rusak terkena lemparan batu, dan sejumlah orang dilaporkan cidera.
Untuk mengkampanyekan keamanan dan ketertiban, Kapolres Palu AKBP Trisno Rahmadi berkunjung dari masjid ke masjid karena hal itu efektif dan mudah diterima masyarakat.
Seruan menjaga keamanan dan ketertiban itu dilakukan setiap pekan seusai melaksanakan shalat Jumat. (R026)
