Jakarta (ANTARA) - Sejak awal, para ahli kesehatan telah menjelaskan bahwa COVID-19 menular melalui tetesan aerosol pernapasan atau droplet. Tetapi belakangan ini mereka menemukan virus itu bisa menular ke banyak orang melalui airbone atau udara.
Para ilmuwan belum tahu mana antara keduanya yang menyebabkan lebih banyak transmisi, namun ada dua penelitian yang bisa menggambarkan perbedaan keduanya dalam menyebarkan virus.
Penelitian pertama yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, seperti dilansir Medical Daily, menyatakan tetesan pernapasan dihembuskan ketika orang menghembuskan napas dan lebih besar atau sama dengan 5 mikron (μm).
Sementara aerosol adalah partikel yang lebih kecil, lebih kecil dari 5 μm dan cenderung menguap dengan cepat di udara atau dapat bertahan selama berjam-jam.
Orang dapat mengurangi penularan virus penyebab COVID-19 dari tetesan pernapasan dengan memakai masker dan mempraktikkan jarak sosial serta fisik.
Di sisi lain, untuk transmisi melalui aerosol hanya pelindung wajah yang dapat memberikan perlindungan parsial dan jarak sosial tidak akan cukup karena aerosol dapat menyebar di udara.
Orang dengan COVID-19 dan pembawa asimtomatik dapat menghasilkan tetesan pernapasan dan aerosol. Sayangnya, masih belum ada data yang kuat untuk menentukan mana di antara keduanya menyebabkan lebih banyak transmisi virus corona.
Sementara itu, studi kedua yang diterbitkan Pusat Nasional untuk Informasi Bioteknologi membandingkan transmisi tetesan dan aerosol dalam pengaturan lingkungan yang berbeda.
Mereka mengatakan, masih sulit untuk memastikan yang menyebabkan lebih banyak transmisi antara keduanya. Namun, para peneliti menyarankan orang-orang harus mempraktikkan tindakan pencegahan keselamatan di berbagai pengaturan, termasuk kabin pesawat terbang, mobil penumpang, pusat perawatan kesehatan dan ruang tertutup lainnya, selama pandemi.
Kedua studi menyimpulkan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tetesan pernapasan menyebabkan lebih banyak infeksi daripada aerosol dan sebaliknya.
Berita Terkait
Kompetisi tari internasional digelar di Bali pada 18-19 Mei
Selasa, 14 Mei 2024 18:47 Wib
Dokter Spesialis : Penyakit autoimin meningkat pascapandemi COVID-19
Kamis, 9 Mei 2024 13:03 Wib
Jamaah haji disarankan vaksin tingkatkan proteksi penyakit menular
Kamis, 25 April 2024 9:36 Wib
Mantan Presiden Bolsonaro dituduh palsukan data vaksinasi COVID
Rabu, 20 Maret 2024 8:28 Wib
AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:44 Wib
Seorang WNI "overstay" di Jepang meninggal dunia akibat COVID-19
Jumat, 26 Januari 2024 7:26 Wib
Gunung Semeru alami 19 kali gempa letusan
Senin, 22 Januari 2024 10:44 Wib
Bangladesh laporkan subvarian COVID baru JN.1
Jumat, 19 Januari 2024 15:09 Wib