Teheran (antarasulteng.com) - Iran pada Senin meluncurkan satelit pengamat,
pertama kali sejak 2012, sementara Presiden Iran, Hassan Rouhani,
menyatakan, satelit itu masuk ke orbit secara selamat dan bahwa ia
pribadi yang memerintahkan pelaksanaannya.
Satelit bernama Fajar itu ditempatkan 450 kilometer di atas
permukaan Bumi, kata televisi Al-Alam, stasiun televisi berbahasa Arab
milik republik Islam itu.
Peluncuran satelit itu yang keempat kalinya dilakukan Iran setelah tiga lainnya antara 2009-2012.
Satelit dibuat Iran, kata kantor berita resmi IRNA, juga peluncurnya, demikian menurut Rouhani.
Rouhani mengatakan, tujuanya agar Iran tidak punya ketergantungan teknologi luar angkasa dari negara lain.
"Ilmuwan-ilmuwan kita telah memasuki tahap baru dalam menguasai luar
angkasa. Kita akan meneruskan langkah ini," kata Rouhani, dalam
pernyataan singkat di televisi pemerintah.
Al-Alam mengatakan, satelit Fajar itu bisa mengambil gambar secara akurat dari luar angkasa.
Peluncuran dilakukan di saat Iran memulai perayaan selama 10 hari
untuk memperingati revolusi Islam ke-36, yang puncaknya jatuh pada 11
Februari, yaitu "Hari Kemenangan".
"Hari Kemenangan" itu menandai berakhirnya secara resmi kekuasaan Shah Iran yang didukung Amerika Serikat.
Menteri Pertahanan Iran, Jenderal Hossein Dehgan, memberikan
pernyataan yang sama dengan Rouhani. Ia mengatakan peluncur tersebut, Safir-Fajr, menunjukkan kemampuan Iran untuk membangun peluncur satelit.
Pada Februari 2010, Iran meluncurkan satelit berisi seekor tikus dan sejumlah kura-kura serta berbagai serangga.
Iran telah meluncurkan dua misi kapsul terpisah di bawah program
luar angkasa Iran. Salah satunya, yang dilakukan pada Januari 2013,
termasuk menyertakan monyet di dalamnya, yang kemudian kembali ke Bumi
dalam keadaan hidup.
Namun demikian, kegiatan-kegiatan luar angkasa Iran telah membuat
masyarakat internasional berjaga-jaga di tengah kekhawatiran terkait
pembangunan teknologi Teheran yang bisa mengarah ke tujuan militer.
Sejumlah negara Barat curiga bahwa Iran sedang secara diam-diam
membangun bom atom. Mereka mengkhawatirkan bahwa teknologi yang
digunakan untuk meluncurkan roket-roket luar angkasa itu bisa dialihkan
ke kegiatan membangun peluru-peluru balistik jarak jauh.
Teheran telah sekian lama membantah memiliki tujuan-tujuan militer
dalam program luar angkasa ataupun kegiatan-kegiatan nuklirnya.
Iran saat ini sedang berada dalam proses perundingan dengan Amerika
Serikat dan negara-negara kuat lainnya guna mengakhiri kebuntuan
menyangkut kegiatan-kegiatan atom yang disengketakan.(skd)
Iran Luncurkan Satelit Pertama Sejak 2012
... satelit Fajar itu bisa mengambil gambar secara akurat dari luar angkasa...