UEFA hukum denda sembilan klub inisiator Liga Super Eropa
Jakarta (ANTARA) - UEFA pada Jumat malam mengumumkan sanksi denda yang mereka jatuhkan untuk sembilan klub inisiator Liga Super Eropa, kompetisi tengah pekan tandingan Liga Champions yang dibentuk bulan lalu.
Kesembilan klub yang belakangan mundur dari inisiatif Liga Super Eropa tersebut lolos dari ancaman larangan tampil di kompetisi-kompetisi Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa atau bahkan ajang anyar Liga Conference yang mulai bergulir musim depan.
Sembilan klub tersebut adalah Arsenal, AC Milan, Atletico Madrid, Chelsea, Inter Milan, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur.
Kesembilan klub itu diharuskan membayarkan denda senilai 15 juta euro (sekira Rp257 miliar) yang nantinya akan disalurkan untuk pengembangan sepak bola anak, remaja dan akar rumput di komunitas lokal seantero Eropa, termasuk Inggris.
Lantas penerimaan kesembilan klub itu dari kompetisi UEFA akan dikurangi lima persen, yang nantinya akan dibagikan ulang ke klub-klub lain.
Selain itu mereka akan kembali menggabungkan diri ke dalam Asosiasi Klub Eropa (ECA) setelah sempat mundur bersamaan dengan pembentukan Liga Super Eropa serta diwajibkan menempuh segala langkah untuk memutus keterlibatan dari kompetisi tandingan itu.
Kesembilan klub itu juga nantinya terancam dikenai denda 100 juta euro jika mengikuti kompetisi tandingan lain di masa depan.
"Saya sudah bilang di Kongres UEFA dua pekan lalu bahwa butuh organisasi kuat untuk mengakui kesalahan terlebih di era sekarang yang kerap mendapat peradilan oleh massa di media sosial. Dan klub-klub ini sudah melakukannya," kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin dalam laman resmi organisasi itu.
"Saya tegaskan bahwa denda yang dilakukan memang signifikan, tetapi dana yang masuk tidak akan diterima UEFA. Semuanya akan diinvestasi ulang untuk sepak bola usia dini dan akar rumput di seluru Eropa," ujarnya menambahkan.
Sedangkan tiga klub lainnya, Real Madrid, Barcelona dan Juventus, yang hingga saat ini belum menyatakan mundur dari Liga Super Eropa terancam hukuman yang lebih berat tetapi belum ditentukan oleh UEFA.
Kesembilan klub yang belakangan mundur dari inisiatif Liga Super Eropa tersebut lolos dari ancaman larangan tampil di kompetisi-kompetisi Eropa seperti Liga Champions, Liga Europa atau bahkan ajang anyar Liga Conference yang mulai bergulir musim depan.
Sembilan klub tersebut adalah Arsenal, AC Milan, Atletico Madrid, Chelsea, Inter Milan, Liverpool, Manchester City, Manchester United dan Tottenham Hotspur.
Kesembilan klub itu diharuskan membayarkan denda senilai 15 juta euro (sekira Rp257 miliar) yang nantinya akan disalurkan untuk pengembangan sepak bola anak, remaja dan akar rumput di komunitas lokal seantero Eropa, termasuk Inggris.
Lantas penerimaan kesembilan klub itu dari kompetisi UEFA akan dikurangi lima persen, yang nantinya akan dibagikan ulang ke klub-klub lain.
Selain itu mereka akan kembali menggabungkan diri ke dalam Asosiasi Klub Eropa (ECA) setelah sempat mundur bersamaan dengan pembentukan Liga Super Eropa serta diwajibkan menempuh segala langkah untuk memutus keterlibatan dari kompetisi tandingan itu.
Kesembilan klub itu juga nantinya terancam dikenai denda 100 juta euro jika mengikuti kompetisi tandingan lain di masa depan.
"Saya sudah bilang di Kongres UEFA dua pekan lalu bahwa butuh organisasi kuat untuk mengakui kesalahan terlebih di era sekarang yang kerap mendapat peradilan oleh massa di media sosial. Dan klub-klub ini sudah melakukannya," kata Presiden UEFA Aleksander Ceferin dalam laman resmi organisasi itu.
"Saya tegaskan bahwa denda yang dilakukan memang signifikan, tetapi dana yang masuk tidak akan diterima UEFA. Semuanya akan diinvestasi ulang untuk sepak bola usia dini dan akar rumput di seluru Eropa," ujarnya menambahkan.
Sedangkan tiga klub lainnya, Real Madrid, Barcelona dan Juventus, yang hingga saat ini belum menyatakan mundur dari Liga Super Eropa terancam hukuman yang lebih berat tetapi belum ditentukan oleh UEFA.