Dinkes: Tren HIV/AIDS di Parimo selama 2020 meningkat

id HIV, AIDS, dinkesparimo, Wulandari, pemkabparimo, sulteng

Dinkes: Tren HIV/AIDS di Parimo  selama 2020 meningkat

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Parigi Moutong, Wulandari. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan tren kasus penularan penyakit HIV/AIDS di kabupaten itu cenderung meningkat yang populasinya kebanyakan tertular pada waria.
 
"Tahun 2020 kami mencatat ada 23 kasus HIV/AID dan di awal 2021 terjadi penambahan tujuh kasus, kecenderungan itu berada di kalangan waria," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Parigi Moutong, Wulandari, di Palu, Selasa.
 
Dia menilai, kecenderungan kasus tersebut menular akibat seks sesama jenis yang secara ilmu kesehatan sangat rentan menularkan penyakit tersebut.
 
Dari data yang dihimpun pihaknya, populasi waria di Parigi Moutong berada di Kecamatan Ampibabo. Selain waria, Dinkes setempat juga mencatat ada pula penularan dari ibu rumah tangga, pengguna narkoba dan pesien berusia produktif mulai dari usia 15 tahun ke atas.
 
"Penyebabnya, karena aktivitas seks bebas," kata Wulandari menambahkan.
 
Dia menjelaskan, orang yang terluar HIV/AIDS terdeteksi oleh Dinas Kesehatan telah ditangani dengan memberikan obat anti biotik, karena hingga kini belum ada obat paten menyembuhkan penyakit mematikan tersebut.
 
Selain pemberian obat, pihaknya juga rutin memantau perkembangan kondisi pasien, guna memastikan obat yang diberikan di minum tepat waktu dan sesuai takaran sebagaimana anjuran dokter supaya imun tubuh pasien tetap stabil.
 
Guna mencegah penularan meluas, katanya, pihaknya melalui Bidang Promosi Kesehatan melibatkan seluruh unit Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) di kabupaten itu memasifkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya HIV/AIDS dengan harapan dapat meningkatkan kesadaran menghindari seks bebas.
 
"Seks bebas sangat rentan terhadap penularan penyakit tersebut. Kita tidak ingin generasi muda di Parigi Moutong rusak karena pergaulan yang tidak terkontrol. Penanganan kasus ini Dinkes juga melibatkan konselor termasuk pasangan satu suami-istri penderita HIV/AIDS," demikian Wulandari.