Jakarta (ANTARA) - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI), bank hasil penggabungan tiga bank syariah BUMN, akan menyediakan mesin daur ulang sampah plastik di area umum di Jabodatabek sebagai bagian dari komitmennya dalam mendukung ekonomi hijau di Indonesia.
Program bertajuk Small Movement for Green Economy itu juga diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Tanpa Kantong Plastik Internasional yang diperingati setiap tanggal 3 Juli. Gerakan ini sekaligus untuk meningkatkan kepedulian publik terhadap lingkungan.
Pada tahap awal, BSI akan menempatkan reverse vending machine (RPM) di area publik. Mesin daur ulang sampah plastik tersebut pada tahap pertama ditempatkan di Gedung BSI Wisma Mandiri 1 Jakarta dan selanjutnya akan ditempatkan di area umum di Jabodetabek dengan menggandeng Plasticpay Indonesia untuk mengedukasi daur ulang sampah plastik, kata Wakil Direktur Utama 1 BSI, Ngatari, dalam pernyataan pers, dikutip Sabtu.
"Kolaborasi ini untuk mengedukasi masyarakat agar aware terhadap sampah plastik dan mulai memilah dan mengolah dengan baik menjadi barang yang bernilai ekonomi tinggi lewat platform digital. Lewat program ini, pencapaian dampak lingkungan akan terukur secara bersamaan dengan pendapatan finansial yang akan diinvestasikan kembali untuk program berkelanjutan," kata Ngatari.
Masyarakat yang ingin ikut serta mengurangi plastik, lanjut Ngatari, dapat dengan mudah memasukkan plastik tersebut ke mesin RVM. Cukup dengan menukar plastik, scan barcode, masyarakat memperoleh poin yang dapat ditukarkan dengan merchandise dari BSI dan Plasticpay Indonesia, di mana 1 poin senilai sama dengan Rp1.
Untuk 1 botol ukuran 600 ml setara dengan 56 poin atau Rp56, untuk 1 kg setara 2968 poin atau senilai Rp3.000.
BSI juga akan memberikan privilege bagi masyarakat yang membuka rekening senilai Rp1 Juta pada periode 5 – 30 Juli 2021 di BSI area Jakarta. Nasabah juga akan mendapat merchandise totebag hasil dari daur ulang 15 botol plastik.
Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar menyatakan apresiasi dan ucapan selamat atas peluncuran program Plasticpay Bank Syariah Indonesia.
Tentu ini sangat membanggakan dan membahagiakan bagi pemerintah, terutama karena masuknya lembaga keuangan dalam ekosistem pengelolaan sampah dan banyaknya muncul social enterpreneur yang memudahkan masyarakat untuk mengelola sampah.
"Semoga program ini dapat turut memecahkan persoalan sampah di Indonesia," harap Novrizal.
Sementara itu CEO Plasticpay Indonesia Suhendra Setiadi menyampaikan terima kasih kepada Bank Syariah Indonesia atas kolaborasi yang terjalin.
"Melalui gerakan sosial yang mengajak dan mengedukasi masyarakat untuk mengolah sampah plastik secara 360 derajat, kami berharap dapat menciptakan snowball effect (efek bola salju) untuk bersama-sama mengubah perilaku yang meluas dan mendalam, juga meningkatkan partnership dengan UMKM untuk menghasilkan produk yang mendukung green economy," katanya.
Berdasarkan studi National Plastic Action Partnership tahun 2020, Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik terbesar urutan ke-2 di dunia, dengan volume sampah plastik 6,8 juta ton per tahun. Sementara data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menyebutkan bahwa sebanyak 72 persen masyarakat Indonesia masih tidak peduli akan pengelolaan sampah plastik yang dihasilkan.