Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amirudin Rauf mengimbau masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan hoaks yang tidak jelas sumbernya di media sosial.
"Iya, ada informasi yang beredar di media sosial bahwa pemerintah daerah sengaja mengcovidkan pasien agar mendapat dana ratusan juta," ucap Bupati Amirudin Rauf di Buol, Selasa.
Amirudin Rauf menegaskan bahwa pemerintah daerah dengan segala perangkatnya tidak memiliki niat atau rencana untuk mengcovidkan pasien, yang ditangani oleh tenaga kesehatan di rumah sakit ataupun puskesmas.
Sebaliknya, pemerintah daerah berupaya melakukan hal yang terbaik, yakni memberikan penanganan dan perawatan agar pasien di rumah sakit ataupun puskesmas bisa segera sembuh.
"Isu yang menyebutkan bahwa pemerintah daerah mengcovidkan pasien untuk dapat dana sebesar Rp300 juta dari pemerintah pusat adalah hoaks," kata Amirudin Rauf.
Menurut Amirudin rauf, isu-isu tersebut justru semakin memperkeruh suasana dalam penanganan COVID-19 serta dapat merugikan masyarakat itu sendiri, karena menghambat upaya pemerintah mempercepat pemulihan.
"Isu yang menyesatkan seperti itu, justru akan menghambat penanganan COVID-19, pada akhirnya merugikan daerah dan rakyat," sebutnya.
Menurut dia, isu-isu yang tidak jelas sumber itu, sengaja dibuat oleh pihak-pihak tertentu untuk membuat kegaduhan di tengah masyarakat, serta menghambat upaya pemerintah dalam pembangunan kesehatan masyarakat.
Olehnya Bupati berharap agar masyarakat dapat memilah dengan jernih dalam mengamati setiap penyebaran informasi utamanya di media sosial.
"Banyak kerugian yang daerah dan rakyat kita dapatkan, termasuk tenaga kesehatan. Isu seperti itu sangat membahayakan tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas dan fungsinya terkait penanganan COVID-19," ungkapnya.
"Padahal, jika mau jujur, tenaga kesehatan adalah kelompok yang mesti mendapat penghargaan yang tinggi. Saya paham bagaimana perjuangan tenaga kesehatan, kalian adalah garda terdepan dalam perang melawan COVID-19. Semestinya kalian mendapat penghargaan, tetapi kemudian justru mendapat perlakuan yang tidak mengenakan," ungkapnya.