Balai Bahasa Sulteng: Kegiatan literasi beralih ke dunia digital

id Sulteng,Sandi,Palu,Ppkm,Balai bahasa

Balai Bahasa Sulteng:  Kegiatan literasi beralih ke dunia digital

Ilustrasi - Sejumlah anak didampingi orang tuannya membaca buku dari Perpustakaan Dauzan pada CFD di Solo, Jawa Tengah, Minggu (23/2/2020). Pemerintah tengah menggalakkan program Budaya Literasi Keluarga untuk mengenalkan anak usia dini dengan dunia literasi guna meningkatkan perilaku literasi di masyarakat. ANTARA/Maulana Surya/wsj.

Palu (ANTARA) - Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi melihat kegiatan literasi masyarakat utamanya anak muda di Sulteng sudah mulai beralih ke dunia digital.

"Kalau dulu, kegiatan literasi masyarakat utamanya anak-anak muda melalui media konvensional seperti buku dan menggunakan alat tulis seperti pulpen, sekarang seiring berkembangnya teknologi dan informasi, kegiatan literasi beralih ke dunia digital seperti di media sosial," kata Analisis Kepegawaian Ahli Muda Balai Bahasa Provinsi Sulteng Siti Rahma di Kota Palu, Jumat.



Kegiatan literasi di dunia digital, lanjutnya, justru lebih mudah dan praktis, sebab hanya menggunakan perangkat digital yang terhubung dengan internet, seperti komputer atau gadget dan memiliki akun media sosial.

Ia menyatakan jika kegiatan literasi tidak dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang kian pesat dan tetap menggunakan media konvensional, maka perlahan tapi pasti masyarakat akan meninggalkan kegiatan literasi.

"Anak-anak muda sekarang cenderung melakukan kegiatan literasi, yakni membaca dan menulis di berbagai media sosial terutama di blog. Di blog mereka dapat menulis apapun dan mempostingnya agar dapat dibaca oleh khalayak,"ujarnya.

Namun, ia mengingatkan agar tulisan yang dibuat berbobot dan berkualitas agar dapat menarik minat masyarakat untuk membaca tulisan tersebut.

"Masyarakat akan membaca jika tulisannya menarik. Jika tulisannya tidak menarik, animo masyarakat untuk membaca tulisannya rendah. Maka dari itu, perlu menyajikan tulisan yang menarik dan sesuai kaidah," tambahnya.



Caranya dengan membiasakan diri membaca berbagai tulisan agar memiliki banyak referensi dan selalu latihan menulis.

Jika sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut, ia yakin masyarakat dapat membuat tulisan yang menarik, berkualitas dan berbobot serta kritis.