Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyebutkan kehadiran bidan berperan penting dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebagai bagian dari optimalisasi pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
"Dalam persalinan ibu hamil, bidan menjadi garda terdepan, tentunya berbekal ilmu yang didapatkan selama pendidikan bagaimana memberikan penguatan kepada pasien saat menghadapi persalinan, tugas ini cukup berat," kata Wakil Wali Kota Palu Reny A Lamadjido saat menghadiri peluncuran kendaraan operasional Ikatan Bidan Indonesia Kota Palu, Ahad.
Ia mengemukakan, bidan memiliki pengalaman dalam menangani pasien atau ibu hamil di masa persalinan, sebab dalam proses persalinan bila tidak ditangani cepat dan tepat maka akan menimbulkan dampak yang fatal.
Secara medis, penanganan persalinan oleh bidan harus dilakukan dengan kehati-hatian serta tindakan yang tepat, karena proses persalinan tidak terhindar dari risiko kematian.
"Bidan sebagai bagian dari tenaga medis harus mampu membangun kolaborasi yang baik dengan tenaga kesehatan lainnya guna meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat," ujar Reny yang juga mantan Direktur Rumah Sakit Umum (RSU) Undata Palu.
Upaya pencegahan AKI dan AKB dimulai dari masa pranikah melalui edukasi, hingga setelah persalinan karena ada faktor penyebab kematian ibu hamil dan melahirkan salah satunya perdarahan pascapersalinan.
Di kesempatan itu, ia juga berterima kasih kepada bidan yang telah turut membantu Pemkot Palu menekan AKI dan AKB.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat sejak Januari hingga Agustus 2022 belum ditemukan kasus kematian ibu saat persalinan, kemudian kematian bayi ditemukan delapan kasus, satu di antaranya adalah balita.
Dibandingkan tahun 2021, kematian ibu ditemukan tujuh kasus, lalu kematian bayi 10 kasus. "Kami berharap kasus-kasus seperti itu tidak meningkat, Pemkot Palu terus berupaya memperkecil risiko tersebut dengan berbagai program," ucap Reny.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat sejak Januari hingga Agustus 2022 belum ditemukan kasus kematian ibu saat persalinan, kemudian kematian bayi ditemukan delapan kasus, satu di antaranya adalah balita.
Dibandingkan tahun 2021, kematian ibu ditemukan tujuh kasus, lalu kematian bayi 10 kasus. "Kami berharap kasus-kasus seperti itu tidak meningkat, Pemkot Palu terus berupaya memperkecil risiko tersebut dengan berbagai program," ucap Reny.
Ia menambahkan, program-program digenjot saat ini yakni percepatan pelayanan sebelum hamil bagi pasangan suami istri baru menikah, pemberian tablet tambah dara dan makanan tambahan bagi ibu hamil serta pemeriksaan kehamilan di posyandu.
"Program layanan kesehatan sebelum hamil melibatkan lintas sektor di lingkungan Pemkot Palu maupun instansi vertikal dilaksanakan secara simultan," demikian Reny.