Gubernur Sulteng : terapkan GNPIP dengan tanam lahan tak produktif

id Ekonomi

Gubernur Sulteng : terapkan GNPIP dengan tanam lahan tak produktif

Deputi Gubernur BI Dody Budy Waluyo (pojok kiri), Wakil Ketua Banggar DPR RI Muhidin Said (kedua kiri), Gubernur Sulteng Rusdy Mastura (kedua kanan) dan Kepala Kantor Perwakilan BI Sulteng Dwiyanto Cahyo Sumirat (pojok kanan) menabuh gendang tanda diluncurkannya Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Provinsi Sulteng di Kota Palu, Senin (31/10). ANTARA/Muhamad Arysandy

Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura menyatakan program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dapat diterapkan antara lain dengan menggencarkan penanaman di lahan yang tidak produktif.

"Tanami lahan yang tidak produktif atau produktif dengan tanaman-tanaman yang rentan menjadi sumber inflasi seperti cabai, cabai merah, dan bawang merah," kata Rusdy usai peluncuran GNPIP di Palu, Senin. 

Menurut Gubernur Sulteng, program GNPIP dapat diimplementasikan sesuai harapan, dengan mengoptimalkan peran masing-masing kepala daerah agar melakukan upaya antara lain mendorong masyarakat untuk menanami lahan dengan tanaman pangan seperti cabai dan sayur mayur.

Selain itu, ujar dia, peran yang dapat dioptimalkan melalui kepala daerah adalah mendorong seluruh kepala desa untuk mengalokasikan 30 persen dari dana desa untuk kegiatan-kegiatan pengendalian inflasi pangan.

Sedangkan untuk masyarakat, Gubernur mengajak untuk memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) dalam mengelola lahan non-produktif menjadi lahan produktif komoditas pangan yang strategis.

"Agar target-target pengendalian inflasi dapat sukses dicapai yang mengacu pada kerangka 4K yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi," ucap Rusdy. 

Sementara Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo mengatakan berdasarkan survei terakhir yang dilakukan BI, inflasi secara nasional pada Oktober 2022 diperkirakan mencapai 5,8 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

"Survei kami yang terakhir menunjukkan bulan Oktober yang sebentar lagi akan tutup, inflasi hanya sedikit turun ke 5,8 persen secara tahunan," tuturnya.

Inflasi pada Oktober 2022 diperkirakan sedikit lebih rendah dibandingkan inflasi pada September 2022 yang mencapai 5,95 persen (yoy), oleh karena itu secara bulanan, BI memperkirakan inflasi akan mencapai 0,05 persen yang disumbang oleh kenaikan harga bensin sebesar 0,06 persen dan tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen.

Oleh karena itu, Dody menyebut upaya untuk mengendalikan inflasi baik dari sisi pasokan maupun permintaan adalah dengan menggelar GNPIP di berbagai wilayah dan meningkatkan suku bunga acuan.

"Karena jangan sampai membentuk ekspektasi inflasi yang dibentuk masyarakat, bisa jadi berbahaya kalau tidak diatasi secara cepat," jelas Dody.