"Penyakit Demam Babi di Sulteng pertama kali ditemukan itu di Kabupaten Poso pada bulan Januari lalu," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan dan Kesmavet) Dinas Perkebunan dan Peternakan Sulteng, Dandy Alfita di Palu, Jumat.
Berdasarkan data kasus yang terlapor di Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS) per Januari hingga Mei 2023, tercatat Kabupaten Poso sebanyak 2.971 kasus dan Morowali sebanyak 39 kasus positif ASF.
Sementara di Kabupaten Parigi Moutong, sebanyak 3.642 kasus masih menunggu hasil uji sampel.
Sementara di Kabupaten Parigi Moutong, sebanyak 3.642 kasus masih menunggu hasil uji sampel.
"Jadi memang kalau virus ASF itu cara kerjanya kalau satu ternak sudah terpapar, maka pasti menyebar ke semuanya," katanya.
Dandy Alfita menjelaskan Demam Babi Afrika adalah penyakit yang menyerang babi dan sangat menular, menimbulkan berbagai pendarahan pada organ internal hewan serta disertai angka kematian yang tinggi.
"Gejala ternak babi yang terkena virus Demam Babi Afrika, diantaranya babi lesu dan demam, tidak nafsu makan hingga menimbulkan kematian mendadak. Biasanya jaraknya dua minggu sejak pertama kali terpapar," katanya.
Menurut dia, lalu lintas ternak diduga menjadi penyebab virus tersebut masuk ke Sulawesi Tengah.
Ia memaparkan belum ada vaksin untuk virus tersebut sehingga upaya pencegahan yang dilakukan saat ini berupa pengendalian lalu lintas ternak serta pemberian disinfektan.