Palu (ANTARA) -
Pemkot Palu: Program IAP menjadi proyek percontohan di Indonesia
Asisten Bidang Pemerintah dan Kesra Sekretariat Daerah (Setda) Kota Palu Moh Rizal mengatakan program pengukuran Indeks Aktualisasi Pancasila (IAP) yang dilakukan di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah menjadi proyek percontohan di Indonesia karena pertama kali dilaksanakan.
"Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan, Kota Palu daerah pertama yang melaksanakannya," katanya saat menghadiri pelatihan Enumerator Survei IAP Kota Palu Tahun 2023, di Palu, Selasa.
Ia mengemukakan, program yang dilaksanakan Badan Kesatuan Bangsa Politik (Kesbangpol) Kota Palu itu merupakan salah satu wujud nyata komitmen pemerintah untuk memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila telah menjadi landasan berpikir dan bertindak, mempersatukan beragam suku, agama, bahasa, dan budaya, yang ada dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Sebelum diimplementasikan pengukuran indeks, maka perlu penguatan petugas melaksanakan survei supaya data yang dihasilkan nanti jelas dan akurat," ujarnya.
Menurut dia, sebagai warga negara wajib bagi masyarakat menghayati dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam setia aspek kehidupan, yang mana kelima sila-nya merupakan fundamental dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Oleh karena itu, melalui program ini pemerintah lebih luas melihat sejauh mana penerapan nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, selain itu memasifkan aktualisasi nilai-nilainya dalam konteks kehidupan sosial merupakan bagian dari upaya pencegahan paham radikalisme.
"Ini akan menjadi tolak ukur bagi pemerintah dalam mengarahkan langkah-langkah perbaikan dan peningkatan kualitas kehidupan berbangsa," ucap Rizal.
Ia menambahkan, Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa harus dijunjung tinggi dalam kemajuan kemapanan peradaban negeri, dan pengenalan dasar negara jauh sebelumnya sudah diterapkan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
"Kita harus bangga menjadi warga negara, karena negeri ini kaya akan budaya, toleransi, gotong royong atau saling peduli antara sesama dan ini kearifan lokal yang masih bertahan di tengah masuknya arus globalisasi yang kuat," demikian Rizal.