Surabaya (ANTARA) - Kurang 146 hari lagi atau tepatnya pada 14 Februari 2024, Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) serentak untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi/kabupaten/kota.
Meski sebelumnya ada wacana pemilu ditunda, namun KPU dan Pemerintah RI sepakat bahwa Pemilu tetap dilaksanakan tahun 2024. Tentu ada kelegaan secara politik bagi masyarakat dan pegiat demokrasi.
Itu berarti polemik soal maju dan mundurnya Pemilu 2024 sudah selesai. Tidak boleh ada lagi isu-isu yang muncul soal penundaan Pemilu.
Untuk itu, Pemilu 2024 harus lebih menarik dan asyik. Hal itu sesuai dengan pesan dari Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Hasyim Asy’ari kepada jaran KPU se-Indonesia saat Peluncuran Tahapan Pemilu 2024 beberapa waktu lalu, yakni "Hadapi pemilu dengan senyuman, dan buatlah Indonesia tersenyum".
Dengan senyum, membuat suasana lebih menyenangkan dan membahagiakan. Dengan tersenyum wajah juga akan terlihat lebih berbinar dan memesona, stres memudar, hidup pun terasa lebih nikmat (enjoy). Atas kondisi tersebut tentunya berdampak terhadap penyelesaian pekerjaan yang lebih cepat dan lebih baik.
Selaras dengan ketua KPU, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad menyampaikan pesan bahwa "Pemilu dan pilkada itu harus happy (bahagia). Orang tidak boleh stres karena pemilu". Jangan sampai momentum pilkada justru menciptakan ketegangan dan pertentangan antarkelompok.
Mengapa pemilu harus menyenangkan? Sebab, selama ini Pemilu sering diidentikkan dengan hal-hal yang berbau negatif, serius bahkan terkesan seram. Padahal, Pemilu hanyalah sebuah cara mengganti pemerintahan dari satu kelompok berkuasa kepada kelompok lainnya.
Pemilu juga metode untuk memperjuangkan cita-cita bangsa yang dititipkan kepada wakil-wakilnya di pemerintahan, baik eksekutif dan legislatif. Jadi, Pemilu bukanlah segala-galanya tetapi segala urusan bangsa diatur lebih dahulu melalui pemilu.
Bangsa ini merindukan suasana politik yang teduh. Tidak keruh dan saling berhadap-hadapan. Berkaca pada Pemilu 2019, hanya karena pilihan politik berbeda, keluarga jadi terpecah. Semua berharap hal itu tidak lagi terjadi di Pemilu 2024.
Pemilu yang menarik, asyik dan menyenangkan adalah harapan kita semua. Agar harapan itu terwujud, maka penyelenggara Pemilu, pemerintah, pengurus partai, caleg dan masyarakat, harus bisa menyelaraskan hati dan pikiran untuk fokus pada satu tujuan pemilu damai dan menghasilkan para pemimpin yang amanah.
Program
Agar pemilu itu menyenangkan, KPU dan Bawaslu juga harus membuat terobosan yang sesuai dengan perkembangan zaman, salah satunya dengan memanfaatkan teknologi digital, media sosial, game online serta lainnya. Hal itu untuk memudahkan sosialisasi Pemilu kepada masyarakat, khususnya di kalangan pemilih pemula.
Selain memanfaatkan teknologi, Pemilu 2024 juga harus menjadi kegiatan lima tahunan yang mampu menghadirkan kebahagiaan masyarakat. KPU dan Bawaslu bisa memberikan porsi untuk menghibur masyarakat dengan datangnya pemilu ini.
Begitu juga dengan peserta Pemilu dalam hal ini partai diharapkan memberikan hiburan dengan berbagai pertunjukan kesenian dan kebudayaan rakyat. Menghadirkan artis-artis dan tokoh masyarakat yang bisa memberikan pencerahan di tengah kesulitan hidup yang mereka hadapi saat menontonnya.
Belajar dari pemilu pertama kali ini yang dilaksanakan pada tahun 1955 atau setelah Indonesia merdeka, yang dinilai paling demokratis serta memiliki semangat kreativitas yang tinggi.
Pemilu saat itu bukanlah sesuatu yang menakutkan, melainkan sebagai ajang partai dan calon anggota dewan mencari simpatik dan turun bersama-sama rakyat di daerah pemilihannya. Berbagai kesenian daerah pun ditampilkan mulai dari wayang, reog dan tari-tarian.
Tidak saja politikus dan aktivis pergerakan yang turut hadir memeriahkan pemilu dan kampanye, tetapi seniman, pengusaha, ibu rumah tangga hingga anak kecil turut serta memeriahkan Pemilu.
Dengan begitu pesta demokrasi menjadi gembira. Tidak ada suasana permusuhan, justru sebaliknya, Pemilu makin merekatkan persatuan, rasa nasionalisme dan kesatuan bangsa saat itu.
Untuk itu, semua berharap, KPU dan Bawaslu Pusat bersinergi menciptakan kondisi pemilu yang menyenangkan. Bukan seperti yang sudah-sudah, dimana rakyat ketika mendengar kata Pemilu, yang terbayang langsung terjadi kekacauan (chaos), perpecahan, intimidasi dan saling serang. Pandangan seperti itu harus dihilangkan untuk pemilu ke depan.
Manfaat Pemilu
Indonesia merupakan salah satu negara yang menjalankan sistem politik demokrasi dalam proses penyelenggaraan pemerintahan.
Salah satu pilar dari prasyarat berjalannya sistem politik demokrasi adalah adanya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan berkala.
Dijelaskan pula bahwa pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat di mana rakyat dapat memilih pemimpin politik secara langsung.
Adapun yang dimaksud dengan pemimpin politik di sini adalah wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat (parlemen) baik ditingkat pusat maupun daerah dan pemimpin lembaga eksekutif atau kepala pemerintahan seperti presiden, gubernur, atau bupati/walikota.
Penyelenggaraan pemilu sangatlah penting bagi suatu negara, hal ini disebabkan karena pemilu memiliki empat manfaat yaitu: pemilu merupakan sarana perwujudan kedaulatan rakyat, pemilu merupakan sarana untuk melakukan penggantian pemimpin secara konstitusional.
Pemilu merupakan sarana bagi pemimpin politik untuk memperoleh legitimasi dan pemilu merupakan sarana bagi rakyat untuk berpartisipasi dalam proses politik.
Politik Uang
Pada saat memasuki masa-masa Pemilu, para elite politik berlomba untuk mendapatkan simpati masyarakat dengan cara apapun, salah satunya dengan politik uang.
Politik uang memiliki potensi yang bisa merugikan negara, karena ada kecenderungan jika sudah berhasil memenangkan suara akan ada upaya untuk mengembalikan modal yang dikeluarkan sebelumnya.
Hal ini dapat menjurus pada tindakan korupsi. Politik uang sangat merugikan bagi kemajuan bangsa dalam sistem demokrasi di Indonesia.
Untuk menciptakan pemilu yang bersih sangat dibutuhkan pemahaman masyarakat akan bahaya politik uang itu, dimana masyarakat memiliki peran penting dalam menentukan masa depan negaranya.
Bawaslu juga perlu meningkatkan kualitas pencegahan dan pengawasan pemilu. Kemudian meningkatkan kualitas penindakan pelanggaran dan penyelesaian sengketa proses pemilu yang progresif, cepat dan sederhana.
Juga memperkuat sistem teknologi informasi untuk mendukung kinerja pengawasan, penindakan serta penyelesaian sengketa pemilu terintegrasi, efektif, transparan dan aksesibel atau mudah diakses.
Jangan Golput
Namun demikian, masyarakat juga tidak boleh mengambil sikap golongan putih (golput), karena hal itu hanya akan menguntungkan bagi calon yang tidak kredibel. Sebab, biasanya perilaku golput dilakukan orang yang kritis yang memandang tidak ada calon yang kredibel.
Padahal golput akan memberikan peluang orang yang kurang kompeten untuk memenangkan pertandingan. Gerakan golput sama bahayanya dengan politik uang. Karena itu, jangan golput dan tolak politik uang.
Sebagai masyarakat yang cerdas kita harus mampu menilai calon yang terbaik yang sekiranya mampu dan mau mendengarkan aspirasi masyarakat. Hal ini bertujuan agar pembangunan yang akan dilakukan sesuai dengan keinginan masyarakat.
Tentunya jangan memilih calon yang hanya mementingkan diri sendiri atau kelompoknya saja sehingga melupakan janji-janji yang sudah diucapkan dalam masa kampanye. Sebagai pemilik hak pemilih dalam pemilu kita jangan sampai menyia-nyiakan hak suara hanya untuk iming-iming sementara.
Dalam artian harus memberikan suara kita kepada calon yang tepat. Karena pemimpin adalah cerminan dari rakyatnya.
Memenangkan hati rakyat
Perjuangan memenangkan hati rakyat adalah tugas dari setiap partai politik menjelang Pemilu 2024. Parpol diharapkan bisa memberikan pesan-pesan politik dengan pendekatan menyenangkan.
Pesan politik itu disampaikan dengan cara menyenangkan dan solutif baik melalui pertemuan warga secara langsung, mendekati warga maupun akun media sosial (medsos).
Hal itu di antaranya dicontohkan seorang ketua partai di Surabaya, Arif Fathoni. Baginya, parpol memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengajak generasi muda untuk terlibat dalam setiap proses politik Surabaya.
Kalau dunia politik diisi oleh anak-anak muda maka ruang politik akan semakin menjadi ruang yang menggembirakan.
Saat ini, masuk fase disrupsi informasi, maka anak muda harus terlibat aktif di dalamnya. Jangan sampai ruang politik diisi oleh berita-berita bohong yang menggoyahkan semangat kebhinekaan. Dengan keterlibatan aktif anak muda, kualitas demokrasi akan terus mengalami peningkatan.
Semoga Pemilu 2024 bisa terselenggara dengan sukses dan seluruh masyarakat Indonesia bisa tersenyum bahagia. Salam demokrasi.