Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut pertumbuhan ekonomi provinsi ini adalah tertinggi se-Sulawesi mencapai sebesar 13,06 persen year on year (yoy) pada triwulan III tahun 2023.
"Ekonomi Sulteng pada triwulan III pada tahun 2023 tumbuh besar sebesar 13,06 persen yoy dan tertinggi se-Sulawesi, atau tertinggi kedua di kawasan Sulampua setelah Maluku Utara sebesar 25,13 persen," kata Sekretaris Daerah Provinsi Sulteng Novalina pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2023 Provinsi Sulawesi Tengah di Kota Palu, Rabu malam.
Ia mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan yang penting untuk diperhatikan.
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah telah menduduki angka di atas 10 persen atau mencapai dua digit sejak triwulan II tahun 2021.
Sehingga, kata dia, tingginya pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan momentum yang harus dijaga untuk tumbuh bergerak lebih cepat dalam mengoptimalkan potensi sumber daya di Sulawesi Tengah.
Oleh karena itu, Novalina menekankan agar pengendalian inflasi tetap menjadi salah satu prioritas utama setiap pemerintah daerah di provinsi itu.
"Pada bulan Oktober tahun 2023, inflasi gabungan dua kota di Sulawesi Tengah masih tercatat sebesar 2,65 persen yoy, dan berada pada kisaran nasional 3 persen +-1 persen," ujarnya.
Menurut dia, ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak, baik Bank Indonesia, Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) maupun Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kabupaten/kota, serta para pemangku kepentingan lainnya dalam mengendalikan inflasi di wilayah itu.
Meski demikian, dia menegaskan agar seluruh pihak tetap bersiap terhadap potensi risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, seiring dengan berlangsungnya gejolak geopolitik yang dapat mengganggu produksi pangan secara global, termasuk di Sulawesi Tengah.
"Di sisi lain disrupsi di level regional, baik yang berasal dari faktor alam maupun faktor sosial masih berpotensi berdisrupsi pada pasokan yang berujung pada kenaikan inflasi," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, diperlukan sinergi yang kuat dalam menyusun program pengendalian inflasi yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang yang dapat diimplementasikan mulai sekarang.
Pihaknya mengatakan terbuka dalam menyambut asesmen dan usulan program dari berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia baik terkait pertumbuhan ekonomi maupun pengendalian inflasi.
Dia berharap kolaborasi yang dilakukan bersama Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya mampu meningkatkan daya tahan Provinsi Sulteng terhadap berbagai risiko di masa depan.
Dalam kesempatan itu, Pemprov Sulteng juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada BI dan seluruh instansi terkait yang telah bersinergi dan berkolaborasi, sehingga Sulawesi Tengah berhasil mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi dengan laju inflasi yang semakin terkendali.
Bank Indonesia memberikan asesmen yang komprehensif terkait pertumbuhan ekonomi, dan pengendalian inflasi dengan banyak memberikan gambaran utuh mengenai perekonomian Sulteng, serta strategi yang dapat diimplementasikan agar pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi dapat terus terjaga secara baik.
"Bank Indonesia juga memberikan peranan besar dalam menjaga kestabilan harga di antaranya melalui langkah-langkah preventif sebelum gejolak harga terjadi, dengan melakukan evaluasi terhadap sumber dan potensi tekanan inflasi di masing-masing daerah," ujarnya.
Novalina juga turut mengapresiasi upaya Bank Indonesia dalam mendorong perkembangan UMKM dan ekonomi syariah yang diwujudkan dalam program seperti Sulteng Syariah EXPO 2023, terbentuknya ekosistem digital melalui berbagai inovasi seperti
Quick Response Code Indonesian Standar (QRIS).
Selain itu, dedikasi yang sangat tinggi dalam menyediakan uang rupiah yang layak edar untuk memastikan kelancaran aktivitas ekonomi di seluruh wilayah Sulawesi Tengah.
"Saya berharap sinergisitas yang telah terbangun dengan sangat baik dengan pemerintah provinsi Sulawesi Tengah, serta lembaga-lembaga terkait dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar dapat menciptakan suasana yang kondusif bagi pembangunan baik dari aspek pertumbuhan ekonomi maupun pengendalian inflasi," ujarnya.