Padang (ANTARA) -
Ia mengatakan Dispar Sumbar bekerja sama dengan PT Telkomsel memantau pergerakan wisatawan. Berdasarkan data Telkomsel, kontraksi pergerakan wisatawan di Sumbar pada Mei 2024 mencapai 22 persen.
Kontraksi itu mulai terasa setelah bencana banjir dan banjir bandang melanda Kabupaten Pesisir Selatan pada Maret 2024. Kemudian dilanjutkan bencana yang sama pada tiga daerah di Sumbar pada awal Mei 2024.
"Yang paling terpengaruh adalah pergerakan wisatawan nusantara, sementara untuk wisatawan asing relatif masih stabil," ujarnya.
Luhur menyebut hasil pertemuan dengan pemangku kepentingan terkait pariwisata seperti PHRI, ASITA dan pihak lain didapatkan informasi bahwa periode April-Mei 2024 okupansi hotel menurun cukup drastis hingga 45 persen.
Selain pihak yang berkaitan dengan pariwisata, Dispar Sumbar juga mengundang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk mencari solusi persoalan penurunan pergerakan wisatawan itu.
"Dari beberapa kali pertemuan, kita merinci sejumlah langkah untuk percepatan pemulihan pariwisata Sumbar," katanya.
Beberapa langkah yang disiapkan diantaranya menyusun "travel pattern sementara wisata aman dan nyaman di Sumbar dengan menyiapkan SOP.
Kemudian melakukan promosi ke pasar-pasar potensial. Industri pariwisata juga diminta menyiapkan paket-paket wisata menarik.
Sementara itu Dinas Perhubungan Sumbar akan melakukan pengawasan terhadap bus pariwisata sehingga wisatawan bisa merasa aman dan nyaman.
"Kita juga lakukan rapat koordinasi dengan kabupaten/kota guna mengatasi persoalan ini," ujarnya.
"Kita juga tengah menjajaki kemungkinan untuk mengevaluasi surat edaran tentang larangan kegiatan darmawisata, perkemahan, studi tour agar sektor pariwisata kembali bergairah," katanya.
Ia berharap dengan sejumlah langkah yang disiapkan itu, pergerakan wisatawan di Sumbar bisa kembali meningkat.*