Petani Palu tanam 800 kg bawang merah upaya kendalikan inflasi
Palu (ANTARA) -
Petani Kota Palu, Sulawesi Tengah menanam sebanyak 800 kilogram (kg) bawang merah di lahan seluas 1 hektare sebagai bagian dari upaya mengendalikan inflasi daerah.
"Langkah ini salah satu strategi pemerintah daerah (pemda) dalam menjaga dan mengendalikan inflasi daerah, sebab salah penyumbang inflasi yakni bahan pangan," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palu Irmayanti Petalolo saat menghadiri gerakan tanam bawang bersama kelompok tani di Palu, Kamis.
Ia mengemukakan inflasi merupakan tantangan besar yang bisa mempengaruhi stabilitas ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh sebab itu melalui gerakan ini diharapkan petani mampu memberikan kontribusi terhadap daerah dalam upaya pencegahan dan pengendalian harga komoditas pangan.
"Salah satu faktor yang mempengaruhi inflasi adalah fluktuasi harga bahan pangan, termasuk bawang merah," ujarnya.
Kota Palu sebagai salah satu sentra komoditas tersebut terus berupaya menjaga kehandalan pasokan bersumber dari petani setempat.
Menurut data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat luas lahan pertanian di ibu kota Sulteng tersisa 266 hektare dari sebelumnya 365 hektare, penyusutan itu diakibatkan dampak bencana alam gempa dan likuefaksi pada 2018.
"Dengan ketersediaan lahan yang ada saat ini, kami terus berupaya memaksimalkan sektor pertanian, baik untuk komoditas tanaman pangan maupun hortikultura," ucapnya.
Di kesempatan itu ia juga mengajak warga memanfaatkan pekarangan rumah untuk bercocok tanam, khususnya tanaman-tanaman produktif seperti cabai, tomat, terong dan berbagai jenis lainnya.
Ini dimaksudkan agar masyarakat lebih hemat biaya, dan ketersediaan bahan pangan selalu memadai.
"Manfaatkan potensi yang ada. Bertani tidak mesti memerlukan lahan yang luas. Sebagai warga di perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan maka gunakan pekarangan untuk bercocok tanam, selain untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, juga untuk keasrian lingkungan rumah," tutur Irmayanti.