Pemprov-Sulteng upaya kurangi rawan pangan lewat Brida Pakaopumo Ranga

id Pemprov Sulteng ,Brida Sulteng ,Brida Pakaopumo Ranga,Kerawanan pangan ,Sulteng

Pemprov-Sulteng upaya kurangi rawan pangan lewat Brida Pakaopumo Ranga

Brida Sulteng menggelar lokakarya inovasi program Brida Pakaopumo Ranga di Palu, Sabtu (23/11/2024). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berupaya meningkatkan produksi pangan dan mengurangi kerawanan pangan di wilayah ini melalui inovasi program 'Brida Pakaopumo Ranga'.

Kepala Bidang Riset dan Inovasi Badan Riset dan Inovasi Daerah (Brida) Sulteng Hasim R di Palu, Sabtu, mengatakan 'Brida Pakaupumo Ranga' merupakan sebuah program yang mengintegrasikan penelitian dan inovasi dalam rangka pemanfaatan potensi lokal.
"Dan juga penerapan teknologi yang tepat guna untuk meningkatkan produksi pangan dan mengurangi kerawanan pangan," katanya.
Ia menyebut inovasi ini merupakan turunan inovasi dari program terminal dan transportasi pangan terpadu (Tetra Pandu) yang diinisiasi oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sulteng, dan fokus pada peningkatan ketahanan pangan di wilayah-wilayah yang menghadapi tantangan dalam penyediaan pangan.
Untuk itu, kata dia, Brida Sulteng menggelar lokakarya penelitian yang bertujuan untuk mengungkap profil desa-desa rawan pangan dan mencari solusi melalui penerapan inovasi 'Brida Pakaopumo Ranga'.
Lokakarya penelitian ini memperkenalkan dan mengekspos desa-desa yang memiliki tingkat kerawanan pangan yang tinggi, seperti Desa Bainaa Barat, Kabupaten Parigi Moutong, Kelurahan Watusampu, Kota Palu dan Desa Ongulara, Kabupaten Donggala.
Menurut Hasim, lokakarya ini membuka ruang kolaborasi antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk menciptakan solusi dalam mengatasi permasalahan pangan di desa-desa rawan pangan.

Selain itu, kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi para peserta untuk menggali lebih dalam potensi dan tantangan yang dihadapi oleh desa-desa tersebut melalui diskusi secara mendalam, baik dari sistem pemerintahan maupun berdasarkan kajian akademik dari akademisi yang hadir.

Ia mengharapkan inovasi Brida Pakaopumo Ranga dapat mempercepat pencapaian ketahanan pangan di wilayah rawan pangan dengan cara yang lebih terintegrasi, berkelanjutan, dan berbasis pada pemberdayaan masyarakat setempat.
"Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi dalam meningkatkan ketahanan pangan di wilayah-wilayah tersebut, dengan melibatkan berbagai elemen masyarakat dalam proses penelitian dan pengembangan," katanya.