Palu, Sulteng (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Desember 2024 terjaga dan stabil dengan pertumbuhan positif.
Kepala OJK Sulteng Bonny Hardi Putra dalam keterangannya di Palu, Sabtu, mengatakan sampai pada 31 Desember 2024, industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Sulteng tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga.
"Perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulteng masih tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan," katanya.
OJK Sulteng mencatat pada posisi 31 Desember 2024, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 19,14 persen mencapai Rp79,06 triliun pada Desember 2024, dari Rp66,73 triliun pada Desember 2023.
Selanjutnya, kata dia, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif sebesar 12,88 persen, dari Rp32,61 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp36,81 triliun pada Desember 2024.
Sementara itu, untuk kredit perbankan tumbuh sebesar 20,92 persen, dari Rp50,49 triliun pada Desember 2023 menjadi Rp61,05 triliun pada Desember 2024 dengan kualitas kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang tetap terjaga di angka 1,43 persen.
Ia mengatakan kinerja perbankan syariah juga terus mengalami peningkatan dengan nilai aset tercatat Rp3,58 triliun atau tumbuh sebesar 16,23 persen.
"Sedangkan, pada pembiayaan syariah hingga Desember 2024, masih menunjukkan tren positif dengan tumbuh sebesar 15,13 persen menjadi Rp3,12 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 14,12 persen menjadi Rp2,18 triliun," ujarnya.
Ia juga menjelaskan perkembangan IKNB di Sulawesi Tengah posisi 31 Desember 2024 juga menunjukkan kinerja positif.
Kinerja perusahaan pembiayaan di Sulawesi Tengah tumbuh positif secara year on year, dengan penyaluran pembiayaan sebesar Rp7,05 triliun meningkat 14,36 persen dengan non-performing financing yang masih terjaga di angka 1,82 persen.
"Sementara, sektor dana pensiun juga menunjukkan pertumbuhan positif, tercermin dari total aset tumbuh 5,14 persen yoy, menjadi Rp104,61 miliar dan total investasi meningkat 5,20 persen menjadi Rp102,52 miliar," ujarnya.
Dari sisi pembiayaan peer-to-peer lending, outstanding pinjaman tercatat sebesar Rp491,83 miliar meningkat 68,22 persen dengan jumlah rekening penerima aktif sebanyak 153.189 rekening, dengan tingkat wanprestasi atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak tanggal jatuh tempo (TWP90) berada pada angka 1,38 persen.