Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulteng menegaskan komitmen integritas dalam pengelolaan daerah, dihadapan perwakilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Program tidak akan maksimal tanpa integritas. Karena sejatinya, keberhasilan pembangunan sangat bergantung pada seberapa bersih dan jujur, aparatur kita dalam bekerja dan melayani,” kata Gubernur Sulteng Anwar Hafid di Palu, Selasa.
Dia menjelaskan integritas adalah pilar utama dari seluruh misi pemerintahan di Sulteng. Dari sembilan program unggulan bertajuk BERANI (Bersama Anwar-Reny), program kesembilan adalah BERANI Berintegritas, yang menjadi kunci utama dari delapan program lainnya.
Dia mengisahkan pengalamannya saat menjabat Bupati Morowali selama 10 tahun. Kala itu, dia kerap melakukan konsultasi dengan KPK, untuk memastikan setiap kebijakan tetap sesuai dengan aturan dan tidak berisiko hukum.
“Saya bukan alergi KPK. Justru saya merasa KPK adalah mitra penguatan pemerintahan,” katanya menegaskan.
Menurut Anwar, dia pernah meminta pendampingan langsung saat menghadapi masalah prosedur bantuan penanggulangan bencana. Karena pendampingan itu, kebijakan bisa jalan dan tidak melanggar aturan.
Hal itu disampaikan gubernur pada kegiatan sosialisasi antikorupsi dan pengendalian gratifikasi yang digelar KPK di Ruang Polibu, Kantor Gubernur Sulteng. Kegiatan itu dihadiri Deputi Bidang Pendidikan dan Peran Serta Masyarakat KPK RI Wawan Wardiana.
Anwar secara terbuka menyentil praktik buruk dalam birokrasi, seperti jual beli jabatan dan intervensi tim sukses, yang menurutnya harus dihentikan.
“Saya sudah ingatkan sejak awal, tidak boleh ada jabatan yang dibeli. Jangan coba-coba lewati pintu belakang, apalagi lewat istri saya. Rumah jabatan pun saya batasi akses malam hari, kecuali untuk urusan dinas. Itu cara saya menjaga jarak dari potensi penyimpangan,” ungkapnya.
Dia juga menyinggung gratifikasi, dimana bentuk-bentuk pemberian sering kali dianggap sepele, namun bisa menjadi jebakan moral.
“Saya selalu ingatkan teman-teman ASN untuk tegas dan transparan,” pesannya.