Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mengatur penataan kota berbasis lingkungan dan ekonomi sebagai representasi ibu kota Sulawesi Tengah.
"Pembangunan Kota Palu tidak bisa dilepaskan dari karakter dasarnya sebagai kota jasa dan perdagangan, sehingga penataan daerah ini dilakukan berbasis ekonomi," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid di Palu, Jumat.
Menurut dia, kedua sektor tersebut merupakan potensi utama yang terus dikembangkan, melalui penataan ruang kota yang berorientasi pada penguatan ekonomi masyarakat.
“Ruang-ruang yang dimiliki kota ini sangat menunjang untuk pengembangan ekonomi yang melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama. Oleh karena itu pembangunan kami lakukan pastinya berorientasi kepada kedua sektor tersebut," ujarnya.
Salah satu pengembangan kawasan melalui perencanaan revitalisasi kawasan Teluk Palu yang sedang berproses, akan dimanfaatkan sebagai ruang ekonomi baru dengan harapan dapat memicu aktivitas perekonomian daerah.
Selain itu Pemkot Palu juga tengah mempersiapkan revitalisasi sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Tavanjuka yang sedang berproses dan Pasar Inpres Manonda akan mulai dikerjakan pada tahun 2026.
“Paling tidak, perencanaan terkait penguatan terhadap kawasan diharapkan mampu mendorong Palu menjadi kota yang mampu memanfaatkan ruang-ruang potensial untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi daerah," tutur Hadianto.
Selain penataan infrastruktur kawasan kota, Pemkot Palu juga melakukan penguatan melalui pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam menciptakan produk unggulan, termasuk pengembangan industri baik skala kecil maupun besar.
"Kota Palu memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sebagai fasilitas industri skala besar. Dengan menggerakkan sub sektor yang ada, kami yakin terjadi pertumbuhan ekonomi kota secara menyeluruh," kata dia menuturkan.
