Wagub Sulteng tegaskan apel kebencanaan bukan hanya seremonial

id Wagub Sulteng,Reny Lamadjido,Apel Kesiapsiagaan Bencana,Siaga Bencana

Wagub Sulteng tegaskan apel kebencanaan bukan hanya seremonial

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Reny A Lamadjido (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Reny A Lamadjido menegaskan Apel Kesiapsiagaan Bencana, bukan hanya sekadar seremonial semata.

“Bencana tidak hanya merusak infrastruktur, tetapi juga berdampak pada aktivitas ekonomi dan menimbulkan kerugian material yang besar, sehingga kita selalu waspada dan siap,” katanya saat Apel Kesiapsiagaan Bencana Hidrometeorologi serta Pengamanan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, yang dipusatkan di Lapangan Pogombo, Kantor Gubernur Sulteng, Senin.

Dia menjelaskan Sulteng merupakan wilayah yang dianugerahi kekayaan alam melimpah, namun di sisi lain memiliki tantangan geografis yang tinggi terhadap berbagai jenis bencana, baik geologi maupun hidrometeorologi. Bencana seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, likuifaksi, hingga kebakaran hutan menjadi ancaman nyata yang harus diantisipasi secara serius.

Berdasarkan Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) Tahun 2024, Provinsi Sulawesi Tengah berada pada peringkat ke-15 dari 38 provinsi dengan kategori risiko bencana tinggi. Sebanyak 13 kabupaten/kota tercatat berada pada kategori risiko tinggi dan sedang, yang menuntut kesiapsiagaan berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan.

Data BPBD Provinsi Sulawesi Tengah mencatat, sepanjang tahun 2024 terjadi 197 kejadian bencana, sementara pada tahun 2025 hingga November telah terjadi 256 kejadian, atau meningkat sekitar 30 persen. Mayoritas kejadian tersebut didominasi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gelombang pasang, dan abrasi pantai.

Mengacu pada informasi BMKG, periode Desember 2025 hingga Februari 2026 berpotensi terjadi peningkatan curah hujan akibat perkembangan bibit siklon tropis, sehingga risiko bencana hidrometeorologi diperkirakan meningkat. Oleh karena itu, apel kesiapsiagaan ini tidak sekadar rutinitas, melainkan momentum penting untuk memastikan kesiapan personel, peralatan, dan sistem koordinasi lintas sektor.

Wakil Gubernur menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, TNI, Polri, Basarnas, BPBD, relawan, serta seluruh elemen masyarakat.

“Filosofi siaga sebelum bencana harus menjadi budaya kerja dan budaya hidup. Kesiapan hari ini adalah jaminan perlindungan bagi masyarakat Sulawesi Tengah,” katanya menegaskan.

Menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, Wagub juga mengajak seluruh pihak menjaga keamanan, ketertiban, dan kerukunan di tengah keberagaman masyarakat Sulteng.

Ia menginstruksikan seluruh perangkat daerah untuk menjaga kekompakan dan mengedepankan Program Prioritas 9 Berani, khususnya Berani Tangguh dalam menghadapi bencana dengan slogan Berani Tanggap – Berani Tindak – Berani Tuntas.

Pewarta :
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.