Palu (ANTARA) - Kantor SAR pencarian dan Pertolongan (Kansar) atau Basarnas Palu memprioritaskan pengawasan objek-objek wisata di Sulawesi Tengah pada momen libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
"Objek wisata salah satu fokus patroli kami pada masa siaga SAR Nataru untuk memberikan layanan pencarian dan pertolongan kepada masyarakat," kata Kepala Kansar Palu Muh Rizal di Palu, Senin.
Ia menjelaskan, objek wisata menjadi tempat pertemuan orang dalam melaksanakan berbagai aktivitas liburan, sehingga memiliki risiko terhadap kondisi membahayakan keselamatan jiwa, terutama pada objek wisata bahari maupun wisata alam.
Oleh karena itu pihaknya rutin melakukan patroli untuk memastikan keamanan dan keselamatan masyarakat dalam melaksanakan aktivitas.
"Aktivitas masyarakat memiliki berbagai risiko membahayakan keselamatan jiwa, apakah potensinya besar atau tidak tergantung situasi di lapangan dan tingkat mobilitas orang," ujarnya.
Dalam masa siaga SAR Nataru, Kansar Palu menyiagakan 98 personel didukung dengan alat utama (alut) SAR, memperkuat kegiatan operasi lapangan termasuk menyiagakan Kantor SAR Bhisma di Kabupaten Banggai dan Kantor SAR di Palu untuk kegiatan patroli maupun melakukan penanganan kecelakaan pelayaran.
Ada pun 98 personel tersebut terbagi atas personel Kantor SAR Palu, Pos SAR Luwuk Kabupaten Banggai, Pos SAR di Kabupaten Morowali, Pos SAR Parigi di Kabupaten Parigi Moutong, serta dua unit Siaga SAR yakni unit Siaga SAR Tolitoli dan unit Siaga SAR Banggai Laut.
"Wilayah operasi kami mencakup seluruh wilayah teritorial Sulawesi Tengah, baik itu darat maupun perairan," ucap Rizal.
Selain objek wisata, kata dia, pihaknya juga fokus pengawasan pada objek-objek vital, seperti bandar udara, pelabuhan maupun terminal karena momen Nataru pergerakan orang meningkat di bandingkan hari-hari biasa.
"Kami melaksanakan tugas ini secara profesional dan transparan," kata dia lagi.
Ia menambahkan sejak Januari hingga Desember 2025 pihaknya menangani sebanyak 87 kejadian, dari penanganan peristiwa sebanyak 274 orang selamat, 33 orang meninggal dunia dan 11 orang hilang, adapun peristiwa dominan ditangani pihak Basarnas yakni kecelakaan pelayaran sebanyak 42 kejadian, 129 orang selamat lima orang meninggal dunia dan enam orang hilang.
