Kasus DBD di Palu turun 40 persen

id royke

Kasus DBD di Palu turun 40 persen

Kepala Dinas Kesehatan Palu Dokter Royke Abraham (Ist)

Program Germas Terintegrasi Gali Gasa  terbukti sanggup menurunkan angka kesakitan salah satunya DBD, karena dalam kegiatan itu kontrol lingkungan dilakukan masyarakat
Palu,  (Antaranews Sulteng) - Dinas Kesehatan Kota Palu mencatat angka pengidap penyakit demam berdarah dengue di ibu kota Provinsi Sulawesi Tengah tersebut turun hingga 40 persen.

"Biasanya tahun-tahun sebelumnya ditemukan 600-800 kasus/tahun, tapi ini kasus yang sama ditemukan kurang lebih 400 saja," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Kota Palu Royker Abrahan saat dihubungi di Palu, Sabtu.

Menurut dia, menurunnya angka pengidap penyakit DBD di Palu dipicu adanya program gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) terintegrasi dengan program prioritas pemerintah setempat yakni gerakan `Gali Gasa` yang digagas Wali Kota Palu Hidayat.

Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit endemik yang disebabkan virus dengue yang ditularkan memalui vektor nyamuk aedes aegypti dan dapat timbul sepanjang tahun. Penyakit tersebut kerap menyerang masyarakat yang lingkungan tempat tinggalnya tidak terawat atau kotor.

Program Germas merupakan program kesehatan yang digagas pemerintah pusat lalu diadopsi masing-masing daerah, salah satunya Kota Palu yang diintergrasikan dengan program kebersihan lingkungan.

"Program Germas Terintegrasi Gali Gasa  terbukti sanggup menurunkan angka kesakitan salah satunya DBD, karena dalam kegiatan itu kontrol lingkungan dilakukan masyarakat," katanya.

Mantan Sekretaris Dinkes Palu itu menilai program Germas terintegrasi dengan Gali Gasa, PKK dan Satgas Kebersihan, Keindahan, Keamanan, Ketertiban dan Kenyamanan (K5) itu sangat besar dampaknya terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Ini karena melalui?tersebut sejumlah kasus penyakit dapat diminimalisasi yakni diare sampai 20 persen penurunan kasusnya.

Efek lain yang ditimbulkan program kesehatan ini yakni meningkatnya antusiasme masyarakat secara dini memeriksa penyakit-penyakit tidak menular seperti tekanan darah tinggi, kencing manis, dan kolestrol rarah.

"Pemeriksaan penyakit tidak menular pada unit-unit pelayanan kesehatan meningkat secara signifikan, termasuk pemahaman masyarakat tentang cara mencegah dan merawat sakitnya, hal ini dapat dilihat dari kepatuhan masyarakat dalam mengkonsumsi obat dan melakukan gerakan senam sehat rutin sesuai usia," tutur Royke.