Puncak festival indonesiana di hutan kota Palu

id Salonde,perkusi,festival,indonesiana,palu,Ocas

Puncak festival indonesiana di hutan kota Palu

Kelompok musik Orquesta de Camarada de Siero (OCAS) Spanyol menghibur masyarakat saat berkunjung ke Dusun Salena di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (9/8). (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah/aww/18)

Ini adalah upaya Pemkot mewujudkan mimpi kita dalam pengembangan sektor jasa
Palu (Antaranews Sulteng) - Puncak pelaksanaan Festival Indonesiana-Palu Salonde Perkusi 2018 dijadwalkan berlangsung di Taman Hutan Kota Kaombona, ibu kota Sulawesi Tengah, Jumat (10/8).

Kegiatan itu menggambarkan tiga kondisi perkembangan seni budaya tiga dimensi (bukit, lembah, dan pantai), kata Sekretaris Kota Palu Asri L Sawayah di Palu, Kamis.

Pemkot Palu, kata Asri, pada Rabu (8/8) telah memperkenalkan kawasan wisata Uwentumbu kepada rombongan orchestra asal negara Spanyol yang berpartisipasi pada Festival Indonesiana-Salonde Perkusi.

Rombongan disuguhi pertunjukan tradisional seni budaya dan ritual adat yang ada di Tanah Kaili. Mereka tiba di Palu pada Selasa (7/8).

Sekkot Asri berharap kepada rombongan untuk memperkenalkan Kota Palu di luar negeri.

"Ini adalah upaya Pemkot mewujudkan mimpi kita dalam pengembangan sektor jasa. Geliat wisata ini adalah wujud dari visi kita yang akan berdampak terhadap pergerakan ekonomi masyarakat Kota Palu dalam bidang usaha kreatif," katanya.

Asri menambahkan, hal ini secara otomatis akan menciptakan kantong-kantong penghasilan warga Kota Palu.

"Ini akan menyemangati para pelaku usaha kecil atau pelaku usaha kerajinan dan sebagainya yang kini tengah didorong untuk meningkatkan kualitas produksinya menjadi lebih profesional dan berdaya saing," harap Asri.

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu, Ansyar Sutiadi mengatakan Festival Indonesiana, Salonde Perkusi untuk memperkenalkan tiga dimensi kota Palu.

"Di pegununganlah tempat budaya asli masih dapat kita rasakan dan saksikan, di lembah kita telah mengalami perkembangan, dan di pesisir terus berakulturasi dengan kebudayaan luar," jelasnya.

Anggaran yang dialokasikan untuk pelaksanaan Palu Salonde Perkusi senilai Rp700 juta, sudah termasuk biaya akomodasi, konsumsi dan transportasi peserta.

"Kami mendapat dukungan yang tidak mengikat dari Kemendikbud dan pihak lain berupa dukungan promosi kegiatan. Dukungan dari Kemendikbud meliputi akomodasi, antara lain, penyediaan biaya kurator dan tim kreatif," jelas Sutiadi.