Peserta SMN : warga Sigi ramah dan baik

id bumn,smn

Peserta SMN : warga Sigi ramah dan baik

Warga mengenakan pakaian adat Kulawi, menampilkan tarian Rego untuk menyambut peserta SMN di Desa Mataue Kecamatan Kulawi, Sabtu 11/8 sore. (Antaranews Sulteng/Muhammad Hajiji) (

Sigi, Sulawesi Tengah, (Antaranews Sulteng) - Peserta Siswa Mengenal Nusantara (SMN) dari Provinsi Bangka Belitung (Babel) menilai warga Desa Watunonju Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, ramah dan baik saat menyambut kehadiran dan melayani mereka.

"Di Desa Watunonju sangat menyenangkan sekali. Karena saat kami datang masyarakat menyambut dengan ramah dan baik," ucap salah satu peserta SMN asal Babel, Wiyanda Safitri Rahim di Dolo, Kabupaten Sigi, Kamis.

Siswi Kelas XI SMK Kesenangan Mutiara Mandiri Sungai Liat, Bangka Belitung itu menceritakan, saat berada di Desa Watunonju peserta merasa nyaman dalam beraktivitas.

Hal itu karena warga di desa tersebut menyambut dan memperlakukan mereka dengan penuh ramah dan baik.

Desa Watunonju merupakan salah satu desa potensial di Kabupaten Sigi. Wiyanda menyebut di Desa itu memiliki Batu Lumpang di lokasi cagar budaya dan cagar alam yang dapat menjadi salah satu objek wisata.

Ia mengaku senang dapat mencicipi dan merasakan langsung beras yang dihasilkan oleh petani di Desa Watunonju yang rasanya berbeda dengan yang ada di daerahnya.

"Kalau pagi airnya sangat sejuk, jika di gunakan untuk mandi," lanjutnya.

Bagi dia, Desa Watunonju terbilang bersih. Masyarakatnya hidup dalam keadaan sederhana. Selain itu juga memiliki tarian khas daerah yang unik.

"Di desa itu juga ada sanggar-sanggar seni dan pelatih yang selalu melatih tarian khas daerah untuk di lestarikan," ujarnya.

Ia beraharap agar desa tersebut terus berkembang dan melestarikan adat dan budaya yang dianut masyarakat setempat.

Daerah Sigi yang pertama dikunjungi oleh peserta SMN adalah Desa Mataue Kecamatan Kulawi, Kabupaten Sigi, pada Sabtu 11 Agustus 2018 sekitar pukul 15.30 wita.

Peserta di sambut dengan ramah dan senang hati oleh masyarakat dan pemerintah setempat, serta lembaga adat.

Saat tiba di Kulawi peserta di sambut dengan penuh hormat secara adat yakni acara penyambutan tamu `rego` dan mepantodui`.