DP3A tingkatkan peran keluarga cegah kekerasan terhadap perempuan-anak

id DP3A

DP3A tingkatkan peran keluarga cegah kekerasan terhadap perempuan-anak

Kasubbid Perlindungan Hak Perempuan  DP3A Sulteng, Irmawati Sahi saat membacakan sambutan Kepala DP3A Sulawesi Tengah Maya Malania Noor pada “pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga di Kabupaten Tojo Una-una”, di Ampana, Jumat. (Antaranews Sulteng/Istimewa) (Antaranews Sulteng/Istimewa/)

Tojo Una-una, Sulawesi Tengah,  (Antaranews Sulteng) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Provinsi Sulawesi Tengah, meningkatkan peran keluarga sebagai upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tojo Una-una, Jumat.

"Peran masyarakat dalam pencegahan kekerasan dimulai dari keluarga dengan mengedepankan fungsi ketahanan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai karakter, kasih sayang sehingga terhindar dari praktek praktek kekerasan, kata Kasubbid Perlindungan Hak Perempuan DP3A Sulteng, Irmawati Sahi saat membacakan sambutan Kepala DP3A Sulawesi Tengah Maya Malania Noor pada pembukaan Pelatihan Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan melalui penguatan keluarga di Kabupaten Tojo Una-una, di Ampana, Jumat.

Menurut Irma, keluarga menjadi unsur terpenting dalam pembentukan karakter diri seorang manusia. Karena, keluarga memiliki peran dan tanggung jawab untuk menentukan baik atau buruknya sifat dan sikap seseorang.

Menurut dia, peran tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk sosialisasi nilai atau norma masyarakat dan agama, pendidikan moral dan penguatan mental hingga masalah psikologis (perhatian dan kasih sayang).

"Keluarga juga dapat menjadi institusi yang paling efektif untuk mengawasi dan mencegah suatu tindak pelanggaran. Peran keluarga sangat penting untuk menginternalisasikan norma dan etika dalam hidup bermasyarakat," kata Irma.

Bahkan, kata dia, peran keluarga di rumah mampu membentengi perempuan dari segala jenis penyimpangan, dan tempat kembali ketika mendapatkan permalahan serta tempat untuk mendapatkan penguatan.
 
DP3A Sulawesi Tengah menggelar pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga di Kabupaten Tojo Una-una, di Ampana, Jumat. (Antaranews Sulteng/Istimewa) (Antaranews Sulteng/Istimewa/)


"Dengan adanya penguatan peran keluarga, kita berharap berbagai kasus kejahatan yang menjadikan perempuan sebagai korban dapat kita minimalisir bahkan dihilangkan," katanya.

Dia mengatakan fenomena kekerasan terhadap perempuan disebabkan adanya ketimpangan, terutama ketimpangan dalam relasi kuasa. Ketimpangan relasi kuasa yang dimaksud adalah antara laki-laki dengan perempuan.

Menurut Irma, ketimpangan bertambah parah ketika satu pihak (pelaku) memiliki kendali lebih terhadap korban. Kendali ini bisa berupa sumber daya, termasuk pengetahuan, ekonomi dan juga penerimaan masyarakat (status sosial/modalitas sosial).

DP3A Sulawesi Tengah melibatkan 70 warga di Kota Palu dan Kabupaten Tojo Una-una sebagai peserta, pada pelatihan pencegahan kekerasan terhadap perempuan melalui penguatan keluarga.

DP3A melibatkan beberapa tokoh sebagai narasumber pada pelatihan itu yaitu Wiwiet Kurniawati (Anggota DPRD Sulteng) menyampaikan materi tentang komitmen kebijakan DPRD dalam penguatan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Provinsi Sulawesi Tengah.

Selain itu dari Akademisi Fisip Untad Palu Dr Sulthan Zainuddin, menyampaikan materi tentang peran keluarga dan masyarakat dalam pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, Mohammad Basir S.Psi, M.Psi (Psikolog) dan Mutmainnah Korona (Direktur Sikola Mobine).

Baca juga: DP3A latih pendamping perempuan-anak korban kekerasan