DP3A Kota Palu gencarkan sosialisasi cegah perundungan di kalangan pelajar

id DP3A Kota Palu ,Sosialisasi ,Bullying ,Pelajar ,Kota palu,Perundungan,SS,SMP,SMA,Narkotika,LPKA,BNNK,Palu,Sulawesi Tenga

DP3A Kota Palu gencarkan sosialisasi cegah perundungan di kalangan pelajar

Puluhan siswa SMP 4 Kota Palu mengikuti sosialisasi pencegahan bullying, seks bebas dan narkoba di Kota Palu, Jumat (27/10/2023). ANTARA/Nur Amalia Amir.

Palu (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Palu Sulawesi Tengah menggencarkan kegiatan sosialisasi pencegahan bullying (perundungan) di kalangan pelajar dengan mendatangi sekolah-sekolah secara bergilir dan rutin.
 
"Sosialisasi stop bullying bagi kalangan pelajar ini sebagai edukasi dalam memberikan pemahaman terkait dampak perundungan di lingkungan satuan pendidikan," kata Penyuluh Sosial DP3A Kota Palu Retno Diwari usai kegiatan sosialisasi pencegahan bullying, seks bebas, dan narkoba di sekolah menengah pertama (SMP) 4 Kota Palu, Jumat.
 
Ia menjelaskan perundungan atau bullying merupakan masalah serius yang dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik, emosional, dan psikologis anak-anak dan remaja.
 
Karena itu, untuk meningkatkan kesadaran dan pencegahan terhadap fenomena perundungan di kalangan anak-anak, DP3A melakukan sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah.
 
Langkah ini, kata dia, merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, menghormati, dan mendukung perkembangan positif para siswa.
 
Kegiatan sosialisasi tersebut menyasar kalangan pelajar mulai dari siswa tingkat sekolah dasar (SD) hingga SMP di Kota Palu.
 
Pada kesempatan itu, DP3A berkolaborasi dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Palu dan Badan Narkotika Nasional Kota Palu untuk terlibat menjadi narasumber pada kegiatan yang berlangsung di SMP 4 Kota Palu itu.
 
"Sosialisasi untuk mencegah terjadinya tindakan perundungan dan tindakan kekerasan di sekolah-sekolah terus dilakukan. Kali ini kami berkolaborasi dengan LPKA Palu dan BNNK Kota Palu untuk memberikan pemahaman kepada siswa terkait bahaya bullying dan juga narkoba," katanya.
 
Sosialisasi ini juga menjadi tahapan awal untuk selanjutnya pihaknya mempersiapkan rencana tindak lanjut dengan membentuk tim penanganan kasus kekerasan bersama dengan pihak sekolah, dalam hal ini kepala sekolah dan guru.
 
"Salah satu alasan kami juga melakukan sosialisasi langsung di sekolah adalah karena kami belum pernah mendapatkan laporan perihal adanya kasus perundungan, padahal kenyataannya hal ini marak terjadi," katanya.

Karena itu, pihaknya telah melakukan sosialisasi kepada banyak sekolah mulai dari jenjang SD hingga SMP.
 
Retno Diwari juga meminta kepada para siswa agar melaporkan apabila mengalami perundungan atau menjadi korban perundungan kepada pihak sekolah dan orang tua.
 
Dia berharap dengan adanya sosialisasi tersebut, lingkungan sekolah yang menyenangkan dan bebas dari kekerasan guna mendukung tumbuh kembang anak yang optimal sehat jasmani dan rohani dapat segera terwujud.