Jakarta (ANTARA) - Sektor industri kini memasuki era digital di mana informasi akan sangat mudah didapatkan.
Bertahan di era digitalisasi ini, Vice President of Communications PT Astra Agro Lestari Tbk Tofan Mahdi meraih penghargaan Indonesia Spokeperson of the Year Award 2019.
Gelaran bergengsi yang diselenggarakan majalah Warta Ekonomi untuk pertama kalinya ini memberikan penghargaan kepada juru bicara perusahaan yang telah membangun kepercayaan dan kredibilitas industri atau organisasi.
Penghargaan diberikan di Thamrin Nine Ballroom, UOB Plaza, Jakarta (15/3).
Dalam kesempatan ini, Tofan Mahdi mendapatkan penghargaan pada kategori Industri Perkebunan sebagai Juru Bicara Terbaik dalam Membangun Citra Positif Industri Kelapa Sawit Berkelanjutan.
Selama ini Tofan Mahdi juga dikenal dalam posisinya sebagai Ketua Bidang Komunikasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia), organisasi perusahaan sawit terbesar nasional.
"Era disrupsi ekonomi dan revolusi industri 4.0 dianggap sebagai era dimana proses penyebaran informasi mudah diakses, sehingga diperlukan spokeperson atau juru bicara perusahaan sebagai kontrol dan penyaring informasi-informasi tersebut ” ungkap CEO dan Chief Editor Warta Ekonomi, Muhamad Ihsan.
Penilaian yang digunakan untuk menyaring kandidat melalui riset dan media monitoring, yang terdiri dari 4 poin : indikator komunikasi internal, penanganan pada saat krisis, kampanye positif di sosial media, dan analisis sentimen sosial terhadap merk, produk ataupun layanan.
Meningkatkan intensitas kepada stakeholder perusahaan, memiliki daya pikat dan dapat dipercaya merupakan kriteria utama dalam menentukan penerima spokeperson award 2019 ini.
Selain itu, penyebaran berita informasi dan citra positif perusahaan di mata masyarakat menjadi kunci memenangkan persaingan bisnis di era smart society ini.
Tofan menyatakan Divisi Komunikasi Astra Agro juga melakukan proses transformasi digital. “Bahkan proses bisnis perusahaan juga mulai dikembangkan dengan berbasis teknologi digital,” kata Tofan.
Tofan menjelaskan disrupsi milenial yang hampir mencapai 92 juta jiwa, jika dikaitkan dengan digitalisasi diharapkan dapat membantu mengenalkan proses dan industri perkebunan kelapa sawit kepada masyarakat luas.
“Besar harapan saya digitalisasi dan sosial media mampu menjadi salah satu media memperkenalkan lebih dekat lagi industri sawit yang berkelanjutan, khususnya bagi para milenials” tambah Tofan.