Warga Inggris terinfeksi virus corona di resor ski Prancis
Paris (ANTARA) - Lima warga negara Inggris, termasuk seorang anak, telah didiagnosis terkena virus corona di Prancis, setelah tinggal di pondok ski yang sama dengan seseorang yang pernah berada di Singapura, kata pejabat kesehatan Prancis, Sabtu.
Kasus-kasus baru itu muncul setelah pihak berwenang mulai menelusuri kembali data perjalanan satu warga Inggris, yang dikonfirmasi oleh Inggris telah terjangkit virus dalam beberapa hari terakhir, pejabat kesehatan senior Jerome Salomon mengatakan dalam konferensi pers.
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menambahkan bahwa kelompok orang yang baru terinfeksi virus itu tidak dalam kondisi serius.
Mereka telah membentuk "sekelompok, pengelompokan sekitar satu kasus asli", katanya, setelah tinggal di pondok yang sama, di resor Contamines-Montjoie di Savoie, Prancis timur. Contamines berada di Pegunungan Alpen Prancis, dekat dengan kota Jenewa di Swiss.
"Kasus asli yang menarik perhatian kami tadi malam, adalah warga negara Inggris yang telah kembali dari Singapura, tempat ia tinggal antara 20 dan 23 Januari, dan ia tiba di Prancis pada 24 Januari selama empat hari," kata Buzyn.
Dua apartemen di pondok ski sedang diperiksa, kata pejabat kesehatan, kemudian menambahkan bahwa tidak ada orang lain yang terkena dampak wabah di resor itu.
Warga Inggris yang terinfeksi telah dirawat di rumah sakit di wilayah itu, yakni di kota Lyon, Grenoble dan Saint-Etienne.
Jumlah total orang yang terinfeksi virus corona tipe baru di Prancis kini telah mencapai 11.
Enam orang lainnya termasuk satu pria dalam kondisi serius sementara yang lain telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam beberapa hari terakhir, menurut pejabat medis.
Pemerintah Prancis telah menghubungi Singapura dan Inggris, dan pihak berwenang Singapura tengah mempelajari kondisi pertemuan bisnis, yang berlangsung di sebuah hotel di negara itu pada 20-23 Januari dan dihadiri oleh 94 orang asing, kata mereka.
Pria Inggris, yang sekarang diketahui sebagai pembawa wabah di Prancis, datang ke pertemuan itu, menurut pejabat kesehatan di Singapura.
Epidemi virus corona tipe baru dimulai di Wuhan, China, dan sebagian besar kasus terjadi di negara tersebut.
Sumber: Reuters
Kasus-kasus baru itu muncul setelah pihak berwenang mulai menelusuri kembali data perjalanan satu warga Inggris, yang dikonfirmasi oleh Inggris telah terjangkit virus dalam beberapa hari terakhir, pejabat kesehatan senior Jerome Salomon mengatakan dalam konferensi pers.
Menteri Kesehatan Prancis Agnes Buzyn menambahkan bahwa kelompok orang yang baru terinfeksi virus itu tidak dalam kondisi serius.
Mereka telah membentuk "sekelompok, pengelompokan sekitar satu kasus asli", katanya, setelah tinggal di pondok yang sama, di resor Contamines-Montjoie di Savoie, Prancis timur. Contamines berada di Pegunungan Alpen Prancis, dekat dengan kota Jenewa di Swiss.
"Kasus asli yang menarik perhatian kami tadi malam, adalah warga negara Inggris yang telah kembali dari Singapura, tempat ia tinggal antara 20 dan 23 Januari, dan ia tiba di Prancis pada 24 Januari selama empat hari," kata Buzyn.
Dua apartemen di pondok ski sedang diperiksa, kata pejabat kesehatan, kemudian menambahkan bahwa tidak ada orang lain yang terkena dampak wabah di resor itu.
Warga Inggris yang terinfeksi telah dirawat di rumah sakit di wilayah itu, yakni di kota Lyon, Grenoble dan Saint-Etienne.
Jumlah total orang yang terinfeksi virus corona tipe baru di Prancis kini telah mencapai 11.
Enam orang lainnya termasuk satu pria dalam kondisi serius sementara yang lain telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan dalam beberapa hari terakhir, menurut pejabat medis.
Pemerintah Prancis telah menghubungi Singapura dan Inggris, dan pihak berwenang Singapura tengah mempelajari kondisi pertemuan bisnis, yang berlangsung di sebuah hotel di negara itu pada 20-23 Januari dan dihadiri oleh 94 orang asing, kata mereka.
Pria Inggris, yang sekarang diketahui sebagai pembawa wabah di Prancis, datang ke pertemuan itu, menurut pejabat kesehatan di Singapura.
Epidemi virus corona tipe baru dimulai di Wuhan, China, dan sebagian besar kasus terjadi di negara tersebut.
Sumber: Reuters