Bupati ingin jadikan Buol penyuplai daging sapi untuk ibu kota negara

id Bupati Buol,Pemkab Buol,Sapi Buol,Buol penyuplai daging sapi,Kabupaten Buol,Daging sapi buol

Bupati ingin  jadikan Buol penyuplai daging sapi untuk ibu kota negara

Bupati Buol Amirudin Rauf meninjau tempat peternakan sapi (ANTARA/HO-Iqbal)

Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Buol, Provinsi Sulawesi Tengah, Amirudin Rauf menginginkan kabupaten yang dipimpinnya menjadi daerah penyuplai utama daging sapi, untuk ibu kota negara Indonesia ke depan di Kalimantan.

"Buol sedang mengagas program one man one cow, satu orang satu sapi. Ini tidak hanya untuk peningkatan jumlah sapi secara kuantitas, tetapi juga diikutkan dengan peningkatan kualitasnya," ucap Amirudin Rauf, di Buol, Kamis.

Bupati menguraikan, pada tahun 2012 jumlah populasi sapi di Buol hanya 13. 904. Kemudian pada tahun 2020 sudah mencapai angka 26.316 sapi.

"Terjadi peningkatan 100 persen saat ini, bila kita melihat data jumlah populasi sapi yang ada di Dinas Pertanian dan Peternakan," ujar Amirudin Rauf.

Selain itu, Bupati juga menguraikan, bantuan bibit sapi kepada kelompok tani dan peternak tahun sejak tahun 2014 - 2019 mencapai 2091 sapi. Terdiri dari 2014 dan 2015 masing-masing sebanyak 550 sapi, tahun 2017, 231 sapi, 2019 765 sapi.

"Jika akumulasi total bantuan pemerintah berjumlah 2.091 sapi, dengan alokasi anggaran kurang lebih Rp2 miliar," ungkap dia.

Peningkatan populasi sapi, dinilai Bupati, bisa menjadi kekuatan baru sumber ekonomi, bila digenjot terus untuk nantinya akan disuplai ke ibu kota negara Indonesia di Kalimantan.

"Perpindahan ibu kota negara ke Kalimantan, menjadi satu peluang besar bagi Buol dalam peningkatan ekonomi," ujarnya.

Ia mengatakan, dimulai dari saat ini, Buol harus berbenah, membangun kekuatan baru untuk menjadi daerah penyangga kebutuhan logistik dan konsumtif ibu kota negara.

Ke depan, menurut dia, dapat dipastikan, setiap kepala rumah tangga akan memiliki minimal satu sapi betina baik lewat bantuan APBD, maupun lewat dana desa. Hal ini untuk menyeragamkan bantuan kepada masyarakat lewat program satu orang satu sapi.

Dengan begitu, ke depan surplus sapi dan otomatis daging ini akan melahirkan produktifitas rakyat dan daerah dari sisi pasokan daging.

Konsekuensi logisnya adalah, rakyat akan meningkat pendapatannya, ada sumber ekonomi lain selain bertani bagi rakyat," kata Bupati.

Bupati akan berupaya agar hal ini bisa berjalan dengan baik, agar Buol menjadi lumbung daging Sulawesi Tengah dan juga Nasional. Apalagi dengan rencana pemindahan ibu kota ke Kalimantan, yang secara geografis berdekatan dengan Kabupaten Buol, ini tentu menjadi peluang ekonomi yang sangat besat," tambahnya.

Lanjut dia, kebijakan itu dalam rangka menghadirkan negara dalam aktifitas ekonomi rakyat. "Liberalisasi hanya akan melahirkan kelaparan. Saat ini pemerintah melahirkan skema yang dinamakan peternakan berbasis komunitas atau peternakan yang dikelolah secara kelompok atau kolektif," ungkap dia.