Warga Mamuju Aniaya Kotraktor Proyek Arteri

id proyek, arteri

Mamuju,  (antarasulteng.com) - Puluhan warga Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, marah dan bahkan dengan spontan ikut menganiaya  kontraktor pengawas proyek arteri karena dianggap penimbun muara sungai menjadi pemicu meluapnya air yang menggenangi pemukiman warga setempat.

Pemantauan Antara di Mamuju, Rabu, kemarahan warga tak terbendung saat meminta kontraktor pengawas, Sudirman untuk segera membuka timbunan yang menutup muara sungai. Permintaan warga rupanya tidak ditindaklanjuti pengawas karena alasan para pekerja belum ada di lokasi serta alat berat yang ada masih berada diluar lokasi sehingga membutuhkan proses yang panjang.

Warga yang diperkirakan sekitar 20 orang itu langsung memukul Sudirman, akibat terjadi cekcok saat warga meminta agar segera membuka timbunan jalan arteri yang menutup saluran air dari Sungai ke Laut.
Timbunan jalan arteri yang berada di muara Sungai Rimuku itu segera dibuka sebab, dianggap sebagai pemicu banjir yang melanda kota Mamuju, setelah sempat diguyur hujan selama enam jam lebih.

"Tadi, kontraktor pengawas sempat dipukuli oleh warga. Sekitar 20 orang mengamuk . Itu, karena pengawas proyek arteri belum dapat membuka saluran air dari Sungai ke laut. Alasannya, karena alat pengeruk berada di lokasi. Setelah itu, barulah alat yang besar datang dan segera membuka saluran air," kata mantan Anggota DPRD Mamuju, H. Hajrul Malik, yang saat insiden itu terjadi berada di lokasi.

Seperti diketahui, hujan deras selama enam jam lebih disertai angin kencang yang melanda Kota Mamuju, Sulawesi Barat, mengakibatkan banjir di sejumlah titik.

Titik-titik banjir terparah kali ini terjadi di Jalan Soekarno Hatta, Jalan Diponegoro, BTN Ampi, BTN Axuri, Jalan Pababari, Kompleks Pemda, Jalan A. Pettarani, Jalan Monginsidi, Rimuku, Karema dan sejumlah titik lainnya di Kota Mamuju.

Kondisi yang paling parah terjadi di Jalan Soekarno Hatta (Dekat Kampus STIKES Fatimah Mamuju), Kompleks BTN Axuri dan BTN Ampi. Dimana ketinggian air mencapai paha bahkan sepinggang orang dewasa atau kurang lebih satu Meter. Bahkan di daerah Tambi, Kelurahan Mamunyu juga menyebabkan tiga rumah roboh setelah dihantam hujan yang disertai angin kencang.(skd)