Manado (ANTARA) - PLN Wilayah Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Gorontalo (Suluttenggo) menargetkan akan membangun Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan kapasitas pembangkit 123 MVA sampai dengan tahun 2024 sebagai upaya mendukung transisi energi G20.
"Hal ini merupakan bentuk upaya PLN untuk mempercepat transisi energi dan mengurangi emisi karbon yang menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan G20 di Indonesia," kata GM PLN Suluttenggo Leo Basuki, di Manado, Minggu.
Dia mengatakan pembangunan pembangkit EBT sekitar 123 MVA ini akan berada di Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo.
Leo mengatakan perseroan terus melakukan pembangunan pembangkit EBT untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060 mendatang.
Pihaknya menargetkan penambahan kapasitas terpasang pembangkit EBT ini terdiri dari pembangkit tenaga surya, air, panas bumi, angin, hingga sampah.
Sebelumnya Direktur Perencanaan Korporat PLN Evy Haryadi mengatakan secara nasional menargetkan pembangkit EBT dengan total kapasitas 648 megawatt (MW) bakal beroperasi pada tahun 2022.
Pada tahun ini akan ada Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP) yang beroperasi sebesar 108 MW dan tambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) dengan kapasitas 53 MW.
Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) bakal bertambah 154 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 287 MW. Sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) sebesar 2 MW dan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) sebesar 43 MW.