Riyadh (ANTARA) - Keputusan OPEC+ tidak dipolitisasi dan didasarkan pada fundamental pasar, Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, Senin (20/2).
Ia menambahkan bahwa aliansi produsen minyak cukup fleksibel untuk menyesuaikan kebijakan sesuai dengan kebutuhan.
Baca juga: Mentan lapor ke Presiden Joko Widodo panen raya sudah berlangsung di semua daerah
Pangeran Abdulaziz berbicara di sebuah forum media di Ibu Kota Riyadh tentang keputusan Oktober lalu untuk memangkas target produksi grup tersebut sebesar 2 juta barel per hari.
Kelompok yang terdiri atas Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya, termasuk Rusia, menyetujui pemotongan hingga akhir 2023.
Pangeran Abdulaziz menegaskan kembali dalam sebuah wawancara dengan Energy Aspects minggu lalu bahwa keputusan itu dikunci (dipertahankan) untuk sisa tahun ini.
Baca juga: Pembangunan bendungan upaya dukung ketahanan pangan
Baca juga: Pentingnya "Safety Riding" bagi generasi muda
Berita Terkait
Menteri OPEC dukung pengurangan produksi Arab Saudi, Rusia, Aljazair
Kamis, 6 Juli 2023 8:31 Wib
Senator AS perkenalkan kembali RUU untuk tekan produsen minyak OPEC
Kamis, 9 Maret 2023 8:18 Wib
OPEC perkirakan pasar minyak global sedikit lebih ketat
Rabu, 15 Februari 2023 7:17 Wib
Minyak merosot terseret data ekonomi dan dolar AS lebih kuat
Jumat, 3 Februari 2023 7:10 Wib
Harga minyak jatuh jelang kenaikan suku bunga dan pasokan Rusia tetap kuat
Selasa, 31 Januari 2023 8:55 Wib
Harga minyak naik di tengah produksi OPEC mengecewakan, kerusuhan Kazakhstan
Jumat, 7 Januari 2022 7:03 Wib
Kesepakatan negara-negara OPEC+ gagal harga minyak anjlok
Kamis, 8 Juli 2021 5:29 Wib
Minyak naik tipis, penguncian Eropa rusak prospek pemulihan permintaan
Selasa, 23 Maret 2021 8:47 Wib