"Dari laporan yang kami terima, ketiga daerah tersebut yakni Kelurahan Lawanga, Kecamatan Poso Kota Utara, Kelurahan Kayamanya Sentral, Kecamatan Poso Kota dan Desa Salindu, Kecamatan Pamona Tenggara di Kabupaten Poso," kata Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sulteng Andi Sembiring di Palu, Selasa malam.
Ia menjelaskan, banjir yang terjadi di Kelurahan Lawanga disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi yang menyebabkan drainase tidak mampu menampung debit air hujan di kelurahan tersebut sehingga merendam pemukiman warga dan fasilitas umum hingga mencapai ketinggian lutut orang dewasa.
"Untuk yang terdampak ada 20 unit rumah, satu unit gedung sekolah, dan sebagian ruas jalan," katanya.
Dia mengatakan, meskipun tidak ada korban jiwa, kebutuhan mendesak yang perlu dilakukan di kelurahan tersebut yakni perbaikan drainase.
Sementara itu, di Kelurahan Kayamanya Sentral, banjir terjadi karena jebolnya tanggul disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi sejak Selasa sore (4/4).
Ia menjelaskan, satu unit rumah terendam karena banjir tersebut dan kebutuhan mendesak yang perlu segera dilakukan yaitu pembuatan tanggul.
Lanjut dia, banjir yang terjadi di Desa Salindu disebabkan tingginya curah hujan sejak Selasa siang serta adanya penyempitan dan tumpukan sampah di Sungai Gimpu sehingga mengakibatkan banjir.
"Ada 45 unit rumah terendam dan 89 orang terdampak karena banjir ini. Sementara, jumlah yang mengungsi sebanyak 22 Kepala Keluarga (KK)," ujarnya.
Menurut Andi Sembiring, kebutuhan mendesak di Desa Salindu adalah melakukan normalisasi Sungai Gimpu dan kebutuhan logistik.
Ia mengatakan, pihaknya masih melakukan pendataan dan akan berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Poso.
Dia, saat ini di Kelurahan Lawanga dan Kelurahan Kayamanya Sentral, masing-masing air telah surut dan warga telah melakukan pembersihan. Sementara di Desa Salindu, aparat desa dan masyarakat bersama - sama membersihkan tumpukan sampah dan material yang menghalangi jalannya air sungai.