Padang (ANTARA) - Pakar politik dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat Prof Asrinaldi menilai Budiman Sudjatmiko keliru menanggapi wacana pembentukan koalisi Anies Baswedan-Ganjar Pranowo dalam menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
"Terkait wacana koalisi ini, pada tataran elite cara berpikirnya berbeda. Sementara Budiman Sudjatmiko cenderung menggabungkan itu," kata pakar politik dari Unand, Asrinaldi di Padang, Selasa.
Hal tersebut disampaikan Asrinaldi saat dimintai pendapatnya mengenai pernyataan Budiman Sudjatmiko yang meragukan terbentuknya koalisi Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan Ganjar-Mahfud Md terutama di kalangan akar rumput atau pendukung.
Menurut Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand tersebut, persoalan pendukung di tataran akar rumput lebih kepada kepentingan praktis. Sementara, pada level elite berbicara masalah ideologi dan sebagainya.
Lebih jauh, Asrinaldi menyakini baik kubu Anies maupun Ganjar memiliki strategi tersendiri meyakinkan pendukungnya untuk mendukung salah satu calon jika Pemilihan Presiden (Pilpres) berlangsung dua putaran.
Sebagai contoh, jika Anies yang masuk ke putaran kedua, maka Ganjar akan mengampanyekan Anies dan mengajak pendukungnya untuk memilih eks Gubernur DKI Jakarta tersebut. Sebaliknya, jika Ganjar yang masuk di putaran kedua, hal yang sama juga dilakukan Anies pada basis massanya.
Jika strategi itu dilakukan kedua kubu, akademisi kelahiran Solok 13 September 1973 tersebut menyakini Pilpres 2024 akan berlangsung ketat.
Hanya saja Asrinaldi berpandangan terdapat beberapa hal yang mungkin tidak akan dibahas kedua kubu diantaranya persoalan nilai-nilai keagamaan. Kemudian, jika kubu Anies menyodorkan tidak setuju dengan kelanjutan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN), maka pandangan itu tergantung dari kesepakatan politik.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo merespons terkait peluang bersatu dengan kubu pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar untuk membentuk poros baru pada putaran kedua Pilpres 2024.
Ganjar mengatakan pihaknya terus melakukan komunikasi terkait hal itu. "Oh, sabar. Kita komunikasi sama semuanya," kata Ganjar.