Samarinda - KM Surya Indah yang melayani rute pelayaran dari Kota Samarinda menuju pedalaman Kalimantan Timur yakni di Kabupaten Kutai Barat, tenggelam di Sungai Mahakam pada Kamis (13/9) malam sekitar pukul 22.00 Wita.
Hingga Jumat pagi, sudah 76 penumpang yang berhasil diselamatkan dan 21 orang dinyatakan hilang dan satu penumpang bernama Suparno (60-an tahun) yang bekerja sebagai juru masak di kapal itu tewas.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polresta Kutai Barat, Ajun Komisaris Polisi Suparno, dihubungi dari Samarinda, Jumat subuh, menyatakan, pencarian ke-12 penumpang KM Surya Indah itu masih terus dilakukan oleh tim SAR gabungan dari kepolisian, TNI serta masyarakat.
Belum diketahui penyebab pasti tenggelamnya KM Surya Indah yang bertolak dari Dermaga Samarinda Ulu pada Kamis pagi sekitar pukul 07.00 Wita ini.
"Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pasti karamnya kapal itu sebab saat ini masih berkonsentrasi pada pencarian dan evakuasi penumpang yang selamat," kata Suparno.
Kepala Dermaga Mahakam Ulu Kota Samarinda, Sukarjah, juga mengakui belum bisa memastikan penyebab pasti karamnya KM Surya Indah tersebut sebab masih menunggu keterangan dari tim SAR yang hingga saat ini terus melakukan pencarian dan evakuasi korban yang selamat.
Para penumpang yang selamat, kata Sukarjah, dievakuasi di Kantor Kecamatan Muara Pahu sementara korban yang meninggal dievakuasi ke puskesmas.
Nahkoda KM Surya Indah yang tenggelam itu lanjut Sukarjah sudah diamankan di kantor kepolisian setempat.
Sukarjah juga mengemukakan bahwa KM Surya Indah masih laik berlayar. Semua dokumennya lengkap, di antaranya sertifikat berlayar berlaku sampai 24 November 2012, izin usaha berlaku hingga 29 November 2012, persetujuan dan trayek berlaku sampai 1 Januari 2013.
Berdasarkan data manifes, jumlah penumpang KM Surya Indah saat meninggalkan Dermaga Mahakam Ulu sebanyak 40 orang, 11 unit kendaraan roda dua (motor) dan barang seberat 10 ton.
"Kapasitas KM Surya Indah yakni 96 penumpang dengan berat barang hingga 40 ton. Jadi, secara administratif dan teknis, kapal itu layak berlayar," kata Sukarjah. (Ant)