Anak-anak terkena DBD karena kekebalan tubuh belum sempurna
Tangerang (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Dini Anggraeni mengatakan Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak mengenai anak-anak usia 5 hingga 14 tahun karena sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk secara sempurna.
"Orang dewasa memiliki risiko tertular dan terkena demam berdarah juga, namun kemungkinan masuk ke fase preshock lebih kecil. Karena orang dewasa memiliki cairan tubuh yang banyak," katanya di Tangerang Kamis
Jika sudah lebih dari tiga hari demam tidak turun-turun, kata dia, bahkan suhu permukaan tubuh anak terasa dingin, maka disarankan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat karena hal tersebut bisa jadi fase preschock.
“Apalagi kemudian kita menemukan tanda-tanda misalnya gusi berdarah, mimisan, atau nyeri di perut. Itu bisa saja artinya pendarahan di dalam saluran cerna,” ujarnya.
Kemudian ia mengatakan pemberantasan sarang nyamuk masih merupakan cara pencegahan penyebaran DBD yang paling efektif.
“Saat ini memang sudah ada vaksin DBD yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara mandiri. Tapi ingat, bahwa walaupun sudah divaksin, kita masih akan ada kemungkinan terkena demam berdarah. Jadi, memang PSN dan 3M itu masih harus terus kita lakukan,” katanya.
3M, katanya, adalah kegiatan dengan menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, serta mendaur ulang benda yang berisiko dijadikan nyamuk sebagai tempat berkembang biak.
“Selain itu juga perlu kerja sama dari masyarakat, karena tidak mungkin petugas kesehatan memastikan tiap rumah penduduk terbebas dari sarang nyamuk. Paling efektif ya menerapkan, satu rumah satu juru pemantau jentik atau jumantik,” ujarnya.
"Orang dewasa memiliki risiko tertular dan terkena demam berdarah juga, namun kemungkinan masuk ke fase preshock lebih kecil. Karena orang dewasa memiliki cairan tubuh yang banyak," katanya di Tangerang Kamis
Jika sudah lebih dari tiga hari demam tidak turun-turun, kata dia, bahkan suhu permukaan tubuh anak terasa dingin, maka disarankan segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat karena hal tersebut bisa jadi fase preschock.
“Apalagi kemudian kita menemukan tanda-tanda misalnya gusi berdarah, mimisan, atau nyeri di perut. Itu bisa saja artinya pendarahan di dalam saluran cerna,” ujarnya.
Kemudian ia mengatakan pemberantasan sarang nyamuk masih merupakan cara pencegahan penyebaran DBD yang paling efektif.
“Saat ini memang sudah ada vaksin DBD yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara mandiri. Tapi ingat, bahwa walaupun sudah divaksin, kita masih akan ada kemungkinan terkena demam berdarah. Jadi, memang PSN dan 3M itu masih harus terus kita lakukan,” katanya.
3M, katanya, adalah kegiatan dengan menguras tempat penampungan air, menutup penampungan air, serta mendaur ulang benda yang berisiko dijadikan nyamuk sebagai tempat berkembang biak.
“Selain itu juga perlu kerja sama dari masyarakat, karena tidak mungkin petugas kesehatan memastikan tiap rumah penduduk terbebas dari sarang nyamuk. Paling efektif ya menerapkan, satu rumah satu juru pemantau jentik atau jumantik,” ujarnya.