Buah Manis Kurikulum Merdeka di Kabupaten Rote Ndao

id Kurikulum Merdeka,Kabupaten Rote Ndao,Anugerah Merdeka Belajar,Kemendikbudristek

Buah Manis Kurikulum Merdeka di Kabupaten Rote Ndao

Pemerintah Kabupaten Rote Ndao meraih Anugerah Merdeka Belajar tahun 2024 untuk kategori Transformasi Anggaran Pendidikan, Transformasi Pengelolaan Pendidikan, serta Transformasi Pembelajaran. (ANTARA/HO-Kemendikbudristek)

Jakarta (ANTARA) - Usaha Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur (NTT), dalam menerapkan Kurikulum Merdeka tidak sia-sia. Jumat (5/7) lalu, dalam gelaran Anugerah Merdeka Belajar yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Pemkab Rote Ndao berhasil menerima tiga penghargaan sekaligus.

Sekretaris Daerah (Sekda) Rote Ndao Drs. Jonas M. Selly, M.M menerima penghargaan tersebut secara langsung untuk kategori Transformasi Anggaran Pendidikan, Transformasi Pengelolaan Pendidikan, serta Transformasi Pembelajaran.

Bagi Pemkab Rote Ndao, tiga penghargaan Anugerah Merdeka Belajar yang diterima tersebut merupakan buah kerja keras seluruh pemangku kepentingan pendidikan di daerah itu.

Penghargaan ini menjadi bukti atas upaya kolaborasi para guru di sekolah, pemerintah kabupaten, siswa, dan orang tua dalam memajukan pendidikan di Rote Ndao. Selly berharap penghargaan ini memicu semua pihak di kabupaten itu untuk bekerja lebih baik lagi dalam mencetak generasi muda, mewujudkan Generasi Emas Indonesia 2045.

Menerapkan Kurikulum Merdeka tidaklah mudah bagi para insan pendidikan di Rote Ndao, karena secara geografis lokasi kabupaten itu jauh dari Jakarta, sehingga dalam banyak hal, utamanya akses dan teknologi, ketimpangan masih terasa nyata. Selain itu, perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi pada siswa juga memaksa para pemangku kepentingan, utamanya para guru, untuk memutar otak lebih keras.

Melalui Guru Penggerak serta Sekolah Penggerak yang merupakan dua dari sekian banyak gebrakan Kurikulum Merdeka, pelan tapi pasti, berbagai persoalan di lapangan mulai teratasi.

Bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Anugerah Merdeka Belajar merupakan bentuk apresiasi pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang terus mengupayakan perwujudan sekolah yang dicita-citakan melalui transformasi sistem pendidikan.

Adapun sekolah yang dicita-citakan itu memiliki sejumlah karakteristik, di antaranya pembelajaran yang berpusat pada murid, iklim sekolahnya inklusif, aman, dan merayakan kebhinekaan, guru-guru yang gemar belajar, berbagi, dan berkolaborasi, serta kepala sekolah yang senantiasa mengedepankan perkembangan satuan pendidikan berkelanjutan.

Semua karakteristik yang ditetapkan itu barangkali terdengar sangat ideal dan (mungkin) sulit untuk direalisasikan, namun pada kenyataannya, sekarang semua bisa melihat perwujudan sekolah yang dicita-citakan bersama-sama di seluruh penjuru Indonesia.


Menjadi lebih baik

Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Rote Ndao Yosep Pandie, menyebut keberhasilan institusinya mewujudkan praktik baik Kurikulum Merdeka tak bisa dilepaskan dari dukungan pemerintah kabupaten, khususnya sekda.

“Beliau mentor saya," ujar Yosep diselingi tawa.

Yosep mengemukakan, peran pemerintah kabupaten dalam mendukung Kurikulum Merdeka, salah satunya terlihat dari kenaikan anggaran pendidikan. Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao juga kerap membelanjakan anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang luarannya dapat dengan mudah dilihat oleh masyarakat.

Kini, pemerintah kabupaten dan DPRD Rote Ndao tidak segan-segan mengucurkan dana untuk pendidikan, demi mencetak generasi muda berkualitas.

Tentu saja pengalokasian dana untuk pendidikan itu dilalui dengan pendekatan dan saling pemahaman untuk meyakinkan semua pihak bahwa dana pendidikan itu harus ditingkatkan, walaupun hasilnya tidak langsung kelihatan sebagaimana membangun jalan atau jembatan.

Yosep juga menyinggung faktor Guru Penggerak sebagai salah satu barometer yang membuat Rote Ndao diberi anugerah Transformasi Pembelajaran.

"Jadi guru yang punya kemampuan lebih dan sudah dibekali berbagai ilmu dari hasil lokakarya, harus mengajarkan lagi ilmunya kepada guru-guru yang lain. Begitu terus, jadi sistemnya spiral, melebar dari lingkaran kecil menjangkau orang-orang di sekitar," ucapnya.

Ditanya soal tantangan ke depan yang dihadapi Rote Ndao, Jonas menyebut bahwa peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas.

Dinas Pendidikan Rote Ndao, tentu saja harus memantapkan posisi sebagai daerah yang berkomitmen tinggi dalam memajukan pendidikan, sejalan dengan visi Merdeka Belajar yang diusung oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Tolok ukur dari keberhasilan yang dapat dijadikan acuan, salah satunya dilihat dari Anugerah Merdeka Belajar yang didapat oleh Kabupaten Rote Ndao.

Tahun ini, ada lima kabupaten di NTT yang mendapatkan penghargaan. Rote Ndao mendapat tiga penghargaan, Sumba Timur satu penghargaan, Sumba Tengah satu penghargaan, Kabupaten Lembata satu penghargaan, dan Manggarai Timur mendapat empat penghargaan.

Dinas Pendidikan Rote Ndao bertekad tahun depan harus mendapat lebih banyak lagi penghargaan, sehingga Kurikulum Merdeka Belajar harus terus dilanjutkan dan ditingkatkan kualitasnya di daerah itu.

Anugerah Merdeka Belajar 2024 diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD Dikdasmen), sebagai bentuk apresiasi kepada para kepala daerah yang bersungguh-sungguh mendorong transformasi ekosistem pendidikan di daerahnya masing-masing.

Ada tujuh kategori penghargaan yang diberikan lewat Anugerah Merdeka Belajar, meliputi Pengelolaan Program Indonesia Pintar (PIP), Transformasi Pendidikan Vokasi, Transformasi Anggaran Pendidikan, Transformasi SDM Pendidikan, Transformasi Pembelajaran, Transformasi Pengelolaan Pendidikan, dan Kategori Utama.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen) Kemendikbudristek Iwan Syahril menjelaskan gerakan Merdeka Belajar sudah berjalan lima tahun di bawah payung Kurikulum Merdeka, dan selama itu pula, 26 Episode Merdeka Belajar menyertai para pemangku kepentingan pendidikan di Indonesia.

Bagi Iwan, mengimplementasikan gerakan Merdeka Belajar adalah upaya menabur benih-benih pohon kebaikan di sepanjang jalan pendidikan. Gelaran Anugerah Merdeka Belajar menunjukkan bahwa benih-benih yang ditabur itu kini sudah menampakkan hasil yang menggembirakan.

Diharapkan Anugerah Merdeka Belajar ini akan menjadi pengingat bagi kita bersama bahwa pohon-pohon kebaikan di sepanjang jalan pendidikan yang sudah mulai tumbuh, harus terus kita rawat bersama.