"Adapun program intervensi itu dengan bekerja sama dengan klinik-klinik swasta dalam menyediakan pemeriksaan kesehatan ibu hamil di Kabupaten Buol," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buol dr Arianto S Panambang di Kelurahan Leok II, Senin.
Ia mengemukakan penurunan angka stunting di Kabupaten Buol tidak lepas dari dukungan berbagai pihak yang tergabung dalam tim percepatan penanganan stunting daerah.
"Pada intinya ini ada kerja sama Dinas Kesehatan Buol dengan pihak swasta dan pemerintah daerah setempat, sehingga angka prevalensi stunting di Buol dapat terus turun," ucapnya.
Pihaknya saat ini juga bermitra dengan Kementerian Agama (Kemenag) melalui Kantor Urusan Agama (KUA) di masing-masing kecamatan terkait dengan penurunan stunting.
"Untuk program ini mewajibkan calon pengantin mendapatkan bimbingan serta pembinaan kesehatan sebelum melaksanakan pernikahan," ujarnya.
Arianto berharap, kerja sama dan kolaborasi dengan lintas sektor serta instansi tersebut dapat memberikan pengaruh besar dalam menurunkan angka stunting di Kabupaten Buol.
"Harapannya dengan program kerja sama itu bisa menurunkan angka stunting bahkan mencapai target nasional sebesar 14 persen sesuai dengan arahan pemerintah pusat," katanya.
Dinas Kesehatan setempat pada 2023 berhasil menurunkan angka stunting sebesar 2,6 persen dengan dua program intervensi kerja sama antara pemerintah daerah, Kementerian Agama, dan klinik swasta di daerah itu.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Ibu (SKI) Tahun 2023, angka stunting di Kabupaten Buol menjadi 30 persen dari sebelumnya sebesar 32,6 persen.
Untuk prevalensi stunting tingkat Provinsi Sulawesi Tengah setiap tahun terus mengalami penurunan mencapai 27,2 persen tahun 2023 dari tahun sebelumnya sebesar 28,2 persen.