Palu (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Sulawesi Tengah mengatakan, padi masih menjadi komoditas andalan Sulteng dalam menunjang ketahanan pangan nasional maupun daerah.
"Padi merupakan komoditas utama pada sub sektor tanaman pangan di daerah ini, sehingga pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan produksi," kata Kepala Dinas TPH Sulteng Nelson Metubun di Palu, Minggu.
Ia mengaku optimistis target produksi Gabah Kering Giling (GKG) 884.272 ton dapat tercapai, karena petani di berbagai daerah sentra terus menggenjot produksi.
Selain itu realisasi luas panen padi sejak Januari-Oktober 2024 di Sulteng mencapai 171.000 hektare dari total target 177.000 hektare (BPS 2024).
"Kami telah memanfaatkan berbagai program strategis, seperti distribusi benih unggul, pemanfaatan teknologi pertanian modern, dan optimalisasi lahan. Tentunya dalam mengoptimalkan produksi tidak terlepas dari kolaborasi pemerintah daerah, petani, dan kelompok tani," ujarnya.
Menurut dia, optimalisasi produksi pertanian juga tidak terlepas dari upaya intensifikasi lahan sawah yang sebelumnya belum optimal.
Oleh sebab itu pemda terus memberikan penguatan kapasitas terhadap petani melalui pelatihan, guna meningkatkan produktivitas melalui penerapan teknologi modern, seperti sistem tanam jajar legowo dan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan), termasuk penggunaan sistem Indeks Pertanaman 400 (IP400).
"Jaringan irigasi juga menentukan keberhasilan produksi, maka kami melalui kolaborasi lintas sektor mengupayakan sistem irigasi yang baik dalam menunjang produksi petani," ucap Nelson.
Ia mengemukakan saat ini difokuskan pada optimalisasi potensi panen di musim tanam kedua, sehingga dapat menopang realisasi produksi hingga akhir Desember.
"Kami berharap petani setempat dapat menghasilkan surplus beras tahun ini, karena Sulteng setia tahun mengalami surplus yang cukup besar. 2023 surplus beras Sulteng mencapai 100.158 ton," kata dia menuturkan.