OJK: Kinerja sektor keuangan Sulteng hingga Oktober tumbuh positif

id OJK ,Kinerja sektor keuangan ,Sulawesi Tengah

OJK: Kinerja sektor keuangan Sulteng hingga Oktober tumbuh positif

Kepala OJK Sulteng Bonny Hardy Putra. (ANTARA/Nur Amalia Amir)

Palu (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan kinerja sektor keuangan di Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) hingga Oktober 2024 tetap terjaga dan stabil dengan pertumbuhan positif.

"Sampai 31 Oktober 2024, industri jasa keuangan (IJK) di wilayah Sulteng tetap stabil dengan kinerja yang positif, likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga," kata Kepala OJK Sulteng Bonny Hardy Putra dalam keterangannya di Palu, Selasa.

Ia menjelaskan perkembangan industri perbankan, industri keuangan non-bank dan pasar modal di Sulawesi Tengah masih tumbuh positif seiring dengan kegiatan edukasi dan inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang dilakukan secara berkelanjutan.

OJK mencatat pada posisi 31 Oktober 2024, seluruh indikator perbankan mengalami pertumbuhan positif secara year-on-year (yoy) dengan posisi aset perbankan tercatat tumbuh sebesar 23,72 persen mencapai Rp75,63 triliun pada Oktober 2024, dari Rp61,13 triliun pada Oktober 2023.

Selanjutnya, kata dia, dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh positif sebesar 15,30 persen, dari Rp31,96 triliun pada Oktober 2023 menjadi Rp36,85 triliun pada Oktober 2024.

Sementara itu, untuk kredit perbankan tumbuh sebesar 23,03 persen, dari Rp47,03 triliun pada Oktober 2023 menjadi Rp57,56 triliun pada Oktober 2024 dengan kualitas kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) yang tetap terjaga di angka 1,47 persen.

"Kinerja perbankan syariah juga terus mengalami peningkatan dengan nilai aset tercatat Rp3,43 triliun atau tumbuh sebesar 17,87 persen," ujarnya.

Sedangkan pada pembiayaan syariah hingga Oktober 2024, masih menunjukkan tren positif dengan tumbuh sebesar 16,09 persen menjadi Rp3,03 triliun dan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh sebesar 31,76 persen menjadi Rp2,23 triliun.

Ia mengatakan perbankan juga berkomitmen untuk terus mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang diwujudkan dalam peningkatan penyaluran kredit kepada UMKM.

Pada Oktober 2024, posisi penyaluran kredit kepada UMKM sebesar Rp17,76 triliun atau tumbuh 15,03 persen dengan NPL yang masih terjaga sebesar 2,61 persen atau masih di bawah ambang batas lima persen.