Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura mengajak seluruh pihak untuk memperkuat kolaborasi dalam upaya menurunkan angka kemiskinan di daerah ini.
"Alhamdulillah, saya sangat gembira dan bangga atas capaian signifikan yang kita raih dalam upaya penurunan angka kemiskinan di Sulawesi Tengah," kata Rusdy Mastura dalam keterangan tertulisnya di Palu, Sabtu.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng, persentase penduduk miskin pada September 2024 sebesar 11,04 persen, menurun sebesar 0,73 persen dibanding angka Maret 2024.
Sementara itu, jumlah penduduk miskin pada September 2024 sebesar 358,33 ribu orang, menurun 21,43 ribu orang dibandingkan kondisi Maret 2024. Dibandingkan keadaan Maret 2023 jumlah penduduk miskin tersebut juga turun sebanyak 37,33 ribu orang.
BPS juga mencatat persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2024 sebesar 8,61persen, mengalami penurunan menjadi 7,34 persen pada September 2024.
Jumlah penduduk miskin pada September 2024 di daerah perkotaan juga turun sebanyak 12,07 ribu orang, dari 91,92 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 79,85 ribu orang pada September 2024.
Persentase penduduk miskin di daerah perdesaan pada September 2024 juga mengalami penurunan dari sebesar 13,33 persen pada Maret 2024, menjadi 12,90 persen pada September 2024.
Adapun jumlah penduduk miskin pada September 2024 di daerah perdesaan turun sebanyak 9,36 ribu orang, dari 287,84 ribu orang pada Maret 2024 menjadi 278,48 ribu orang.
Untuk itu, gubernur menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, stakeholder dan masyarakat yang telah berpartisipasi dalam menurunkan angka kemiskinan di provinsi ini.
Ia menjelaskan dalam upaya menurunkan angka kemiskinan, Pemprov Sulteng menggelontorkan dana sebesar Rp439,4 miliar untuk program penanggulangan kemiskinan.
Adapun program yang dilaksanakan, yakni berupa bantuan perlengkapan sekolah bagi siswa miskin, pembiayaan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin, program bantuan tunai, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Ekonomi Produktif (UEP), sembako, dan bantuan pangan bergizi.
Kemudian pembangunan rumah tidak layak huni, bantuan perlengkapan nelayan miskin pesisir, pemasangan instalasi listrik dan kWh meteran masyarakat miskin, bantuan pangan, ternak, bibit tanaman, gelar pasar murah, sembako murah dan gelar pangan murah.
"Penurunan angka kemiskinan ini merupakan bukti nyata bahwa program-program pembangunan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat telah mulai memberikan dampak yang signifikan," kata Rusdy.
Untuk itu, ia mengajak seluruh elemen pemerintah daerah dan stakeholder untuk semakin memperkuat kolaborasi dalam menciptakan Sulawesi Tengah yang lebih maju, adil, dan sejahtera.