BMKG prediksi puncak musim di Sulteng pada September hingga April 2026

id BMKG ,Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri,Prediksi musim hujan di Sulteng ,Sulawesi Tengah

BMKG prediksi puncak musim di Sulteng pada September hingga April 2026

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri melaksanakan rilis pers prediksi musim hujan di Sulawesi Tengah di Palu, Selasa (16/9/2025). ANTARA/Nur Amalia Amir

Palu (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri memprediksi puncak musim hujan di Sulawesi Tengah (Sulteng) pada September 2025 hingga April 2026, mengingat tidak meratanya musim hujan di provinsi itu.

Kepala BMKG Stasiun Pemantau Atmosfer Global Lore Lindu Bariri Asef Firman Hilahi di Palu, Selasa, mengatakan musim hujan di Sulawesi Tengah pada 2025 ini tidak merata.

“Sebagian besar wilayah Sulawesi Tengah akan memasuki musim hujan pada November 2025 hingga Maret 2026. Musim hujan di Sulawesi Tengah pada tahun 2025 ini tidak merata, ada juga yang sudah mulai hujan pada Maret lalu dan masih berlangsung,” katanya.

Sementara itu awal musim hujan di Kabupaten Buol dan Toli-Toli diprediksi terjadi pada November 2025 dan Banggai, Banggai Kepulauan, Tojo Una-Una, serta Banggai Laut diprediksi pada awal bulan Maret 2026.

BMKG mencatat sekitar 34 persen wilayah Sulawesi Tengah diprediksi mengalami awal musim hujan yang lebih cepat dari normal, 14 persen sesuai normal, 14 persen lebih lambat, sementara 24 persen wilayah mengalami hujan sepanjang tahun dan 14 persen hanya memiliki satu musim.

Ia mengatakan hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh negatif pada indeks IOD sehingga suhu muka laut di perairan Indonesia lebih hangat daripada normalnya yang mempercepat pembentukan awan hujan.

Secara umum, 69 persen wilayah Sulteng memiliki sifat curah hujan yang diperkirakan normal. Namun ia mengingatkan sejumlah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan karena diprediksi mengalami musim hujan dengan curah hujan lebih tinggi dari biasanya atau atas normal.

Daerah-daerah tersebut adalah Kabupaten Banggai, Buol, Banggai Kepulauan, dan Toli-Toli, serta sebagian wilayah Donggala, Parigi Moutong, Kota Palu, Sigi, Poso, Morowali, dan Morowali Utara.

Sementara itu BMKG mencatat puncak musim hujan di Sulawesi Tengah akan berlangsung pada September 2025 hingga April 2026.

Di Sulawesi Tengah bagian barat, seperti Kota Palu dan sebagian Sigi serta Donggala, puncak musim hujan diprediksi pada September hingga Desember. Sementara di wilayah bagian utara diperkirakan pada November, dan wilayah bagian timur pada April 2026.

Lebih dari separuh wilayah, sekitar 52 persen diprediksi mengalami puncak hujan lebih cepat dibanding biasanya. Durasi musim hujan rata-rata akan berlangsung 10-12 dasarian atau sekitar tiga hingga empat bulan.

"Beberapa daerah yang diprediksi mengalami durasi lebih panjang, seperti Parigi Moutong bagian selatan, sebagian Donggala, dan Tojo Una-Una," ujarnya.

Selain itu BMKG juga memprediksi adanya tiga zona musim atau sekitar 10 persen wilayah Sulawesi Tengah yang akan memasuki musim kemarau lebih awal pada Januari 2026, seperti Tojo Una-Una dan sebagian wilayah Sigi serta Donggala.

Untuk itu BMKG mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi banjir, tanah longsor, dan bencana hidrometeorologi lainnya, terutama di daerah yang diperkirakan mengalami hujan atas normal. Sementara itu, pemerintah daerah diminta menyiapkan langkah mitigasi dini.

Ia mengatakan prediksi musim hujan ini untuk menjadi acuan atau pertimbangan dalam memberikan kebijakan kepada masyarakat.

Pewarta :
Editor : Andriy Karantiti
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.