Palu (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Palu, Sulawesi Tengah menggandeng pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta sektor perikanan lokal dalam memperkuat program pembinaan kemandirian bagi warga binaan pemasyarakatan (WBP).
"Kolaborasi ini merupakan langkah konkret dalam membuka ruang sinergi antara lembaga pemasyarakatan dan pelaku usaha lokal guna mendukung kemandirian warga binaan," kata Kepala Lapas Kelas IIA Palu Makmur di Palu, Jumat.
Ia mengemukakan, kolaborasi dengan UMKM Dapur Roaku dan Adit Koi Farm merupakan sinergitas antara pemasyarakatan dan pelaku usaha lokal untuk mencetak WBP yang memiliki keterampilan, etos kerja, dan kemampuan wirausaha setelah selesai bebas dari Lapas.
Dengan harapan melalui pembinaan kemandirian itu dapat meningkatkan kompetensi WBP di bidang kuliner dan budidaya ikan air tawar, sehingga mereka memiliki bekal saat kembali ke lingkungan masyarakat.
"Di dalam Lapas WBP diberikan penguatan keterampilan, supaya saat mereka bebas nanti tidak mengulangi perbuatannya dan bisa mandiri," ujarnya.
Menurut dia, program ini sejalan dengan Sapta Arahan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah Bagus Kurniawan, sekaligus bagian dari mendukung 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto dalam mewujudkan visi besar Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.
"Lapas memiliki kewajiban melakukan pembinaan dan pemberdayaan terhadap warga binaan, baik dari aspek sosial, kemandirian termasuk pemberdayaan ekonomi," tutur Makmur.
Ia menambahkan, Lapas Palu berkomitmen memperluas jaringan kemitraan serupa, guna mendorong pembinaan yang berorientasi pada kemandirian, keberlanjutan, dan reintegrasi sosial warga binaan.
"Pemasyarakatan tidak hanya menyangkut peradilan pidana yang menyelenggarakan penegakan hukum, tetapi juga melakukan pembinaan melalui berbagai kegiatan sosial, ekonomi maupun keagamaan kepada WBP," katanya.
