Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah, berupaya mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis wisata di sepanjang kawasan elevated road dari Kelurahan Silae hingga Kampung Nelayan.
“Transformasi luar biasa itu dimulai pascabencana 2018, di mana bantuan dan pembangunan mulai masuk. Lahan-lahan yang masih tidur harus mulai bekerja, menghasilkan uang, agar dapat menghidupkan perekonomian. Ini adalah ide besar dari Bapak Wali Kota yang menunjukkan optimisme tinggi,” kata Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin di Palu, Selasa.
Ia menjelaskan bahwa konsep pengembangan UMKM berbasis wisata di elevated road merupakan gagasan Wali Kota Palu Hadianto Rasyid yang diharapkan mampu mengubah wajah Kota Palu menjadi kota modern dengan transformasi signifikan.
Untuk itu, Tim Ahli dan Tim Fasilitasi Badan Riset Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Palu melaksanakan seminar awal kajian studi kelayakan elevated road untuk mendukung pengembangan UMKM.
Ia mengatakan kegiatan ini menjadi langkah awal dalam mengkaji potensi elevated road sebagai pusat pengembangan ekonomi masyarakat melalui sektor UMKM dan pariwisata.
Menurut Imelda, peningkatan aktivitas masyarakat dan wisatawan, salah satunya di kawasan UMKM serta ruas Jalan Cumi-Cumi yang termasuk bagian kawasan elevated road, menjadi bukti nyata pertumbuhan ekonomi kota.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah, perjalanan wisatawan nusantara ke Sulawesi Tengah pada September 2025 tercatat sebanyak 895,19 ribu perjalanan, dengan Kota Palu menjadi tujuan tertinggi yakni 278,65 ribu perjalanan atau 31,13 persen dari total kunjungan.
Untuk itu, lanjut dia, konsep pengembangan UMKM berbasis wisata di kawasan elevated road tidak hanya difokuskan sebagai kawasan ekonomi, tetapi juga diarahkan menjadi destinasi wisata perkotaan yang dapat menghidupkan aktivitas masyarakat dan sektor pariwisata lokal.
Karena itu juga, ia berharap seminar awal ini dapat menghasilkan rekomendasi yang strategis dan aplikatif bagi pengembangan UMKM berbasis wisata di Kota Palu.
Selain itu, ia menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam mewujudkan program tersebut, terutama dengan mempertimbangkan aspek keamanan kawasan yang termasuk zona merah rawan bencana.
Imelda menegaskan, inisiatif ini merupakan langkah awal yang baik bagi Pemerintah Kota Palu dalam mewujudkan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 melalui proses pembangunan berkelanjutan.
“Langkah ini menjadi awal yang baik bagi kita semua untuk melangkah bersama menuju Palu yang maju, modern, dan berdaya saing, namun tetap memperhatikan keselamatan dan keseimbangan lingkungan,” ujarnya.
