Morowali (ANTARA) - Aktivitas ekonomi di sekitar Kawasan Industri Indonesia Morowali ( IMIP ) terus mendorong munculnya ribuan wirausaha lokal yang memanfaatkan tingginya permintaan pasar. Dengan 86.804 tenaga kerja yang tercatat aktif pada September 2025, kawasan industri ini telah menjadi magnet bagi peluang bisnis baru yang mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Salah satu wirausaha yang sedang berkembang adalah Kasmir (29), pemuda asal Bulukumba yang membuka restoran " Rica " di Keurea , Bahodopi . Setelah sebelumnya bekerja di kawasan IMIP sambil berjualan katering, ia memanfaatkan ketersediaan bahan baku ikan cakalang dan membuka usaha kuliner yang kini mempekerjakan empat karyawan dengan omzet lebih dari Rp50 juta per bulan. "Selama masih muda dan belum punya tanggungan, kenapa takut mencoba? Kalau gagal, masih bisa bangkit lagi," ujarnya.
Peluang usaha akomodasi juga diraih Kadar Usman (65), pendiri "Penginapan SKP ". Dimulai sejak tahun 2010 dengan 30 kamar, bisnis ini kini telah berkembang menjadi tiga cabang dengan lebih dari 100 kamar dan omzet bulanan Rp100 juta-Rp150 juta. "Bisnis akomodasi tidak ada ruginya. Pendapatan dari sewa kamar sudah menjadi modal kerja," ujarnya.
Di sektor jasa, Fitri (29) dan adiknya Adrian (26) telah mengembangkan usaha salon “ King Mbohu ” sejak tahun 2022. Berkat tingginya permintaan, salon tersebut kini melayani 30-50 pelanggan per hari dengan tarif Rp60 ribu-Rp100 ribu.
Ketua Dewan Pembina BPC HIPMI Morowali, Mohammad Sadhak Husain ZA, menilai masyarakat di lingkungan IMIP memiliki kepekaan yang tinggi terhadap peluang bisnis. "Tanpa pendidikan sekalipun, mereka sudah memiliki inisiatif yang kuat dalam berwirausaha," ujarnya. HIPMI menjalankan program pendampingan dan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan penyewa IMIP untuk memperkuat UMKM lokal. Ke depannya, HIPMI akan mengintensifkan pelatihan digital, lokakarya bisnis baru, dan edukasi keamanan transaksi daring.
