Jakarta (ANTARA) - Juara dunia kelas ringan super putri (63,5 kg) tak terbantahkan Katie Taylor menginginkan lebih banyak laga lagi sebelum memutuskan untuk menggantung sarung tinjunya.
"Pasti bukan (melawan) Amanda Serrano, tapi masih ada beberapa pertarungan lagi yang bisa saya lakukan," kata Katie Taylor saat hadir menjadi salah satu bintang tamu acara Konvensi WBC di Thailand sebagaimana laporan laman resmi WBC yang dipantau di Jakarta, Rabu.
Seorang pemain sepak bola berbakat yang pernah bermain sepak bola internasional untuk Irlandia, mewakili negaranya di level junior dan senior, Katie memilih tinju, meraih medali emas Olimpiade, dan kemudian melangkah ke arena tinju profesional dan membangun karier yang gemilang.
BintanG tinju asal Irlandia itu mulai bertinju saat berusia sepuluh tahun. Baginya, tinju selalu menjadi minat sejati, meski sepak bola juga menjadi bagian besar dalam hidupnya.
"Tinju akhirnya mengambil alih, dan itu adalah keputusan yang sangat mudah. Saya bermain sepak bola hingga usia dua puluh satu tahun, dan setelah itu mulai fokus pada tinju untuk mempersiapkan diri untuk Olimpiade," katanya.
Katie mengatakan karirnya telah dapat memberikan pengaruh pada tinju amatir dan profesional sehingga menjadi suatu kehormatan baginya.
Pemegang sabuk juara dunia kelas ringan super WBC, WBC, WBA, WBO, dan IBF itu menyebutkan bagian penting dalam karirnya adalah trilogi melawan Amanda Serrano, termasuk menjadi pertandingan utama di Madison Square Garden. Pertarungan itu, kata dia, sangat dibutuhkan untuk menaikkan standar dan profil tinju wanita.
"Kamu butuh pertarungan yang mampu memikat imajinasi para penggemar. Kami berhasil melakukannya tiga kali. Setiap pertarungan adalah pertarungan yang menakjubkan dan masing-masing sangat berbeda.
Satu hal yang pasti, dia melanjutkan, dirinya dan Serrano menunjukkan banyak semangat, ketangguhan, dan keterampilan yang membuat pertarungan begitu istimewa.
Selanjutnya, Katie mengincar beberapa pertarungan lagi untuk terus memberikan dampak bagi olahraga tinju putri
Setelah itu, dia mempertimbangkan untuk pensiun untuk berkarir sebagai pelatih atau manajer. "Saya telah mengabdikan seluruh hidup saya untuk tinju. Akan sangat aneh jika tidak ada peran yang bisa saya mainkan setelah pensiun," katanya.
